kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Serangan roket ISIS menyebabkan kebakaran kilang minyak di Irak utara


Senin, 30 November 2020 / 16:14 WIB
Serangan roket ISIS menyebabkan kebakaran kilang minyak di Irak utara
ILUSTRASI. Kilang minyak di Irak. REUTERS/Essam Al-Sudani TPX IMAGES OF THE DAY


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan roket di Irak utara telah menyebabkan kebakaran besar di kilang minyak. Dampaknya operasional kilang berhenti sesaat, kata kementerian perminyakan negara itu.

Roket menghantam tangki penyimpanan bahan bakar di kilang kecil Siniya di provinsi Salahuddin pada hari Minggu. Tidak ada laporan korban jiwa, dalam pernyataan kementerian itu.

Api berhasil dipadamkan dan operasi dilanjutkan dalam beberapa jam setelah serangan itu, kata kementerian, mengutip Northern Refining Company milik negara yang menjalankan kilang.

Kelompok ISIL (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut. ISIL mengatakan di situsnya Amaq bahwa dua roket Katyusha digunakan dalam serangan itu.

Kilang Siniya berada di dekat kilang minyak terbesar Irak, Baiji, yang mengalami kerusakan cukup parah selama perang melawan kelompok ISIL. Kilang tersebut dirombak dan akhirnya dibuka kembali pada tahun 2017.

Meskipun ISIL tidak lagi menguasai wilayah di Irak, kelompok tersebut mempertahankan sel tidur dan sering melakukan serangan di seluruh bagian negara, termasuk utara.

Baca Juga: AS: Seluruh dunia akan melawan China jika mereka gunakan kekuatan militer di Taiwan

Kelompok bersenjata yang didukung Iran juga diyakini berada di balik serangkaian serangan roket dan mortir yang menargetkan kepentingan AS di Irak, membuat frustrasi pemerintahan Presiden Donald Trump, yang pada bulan September mengancam akan menutup kedutaan besarnya di Baghdad.

Para pejabat mengatakan penghentian operasi di kilang Siniya, yang memiliki kapasitas penyulingan 30.000 barel per hari, adalah langkah pengamanan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

"Kami benar-benar menutup unit produksi untuk menghindari kerusakan parah yang dapat terjadi," kata seorang insinyur kepala di kilang tersebut, berbicara kepada Kantor Berita Reuters tanpa menyebut nama.

Serangan hari Minggu menandakan bahwa pejuang ISIS mungkin masih mampu melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan dan situs energi vital, meskipun dikalahkan selama kampanye militer yang didukung Amerika Serikat pada 2014-2017.

Awal bulan ini, AS mengumumkan akan mengurangi lebih lanjut jumlah pasukan yang ditempatkan di Timur Tengah, menyebabkan kekhawatiran di kalangan analis yang khawatir langkah seperti itu mungkin merugikan negara-negara seperti Irak.

Penjabat Menteri Pertahanan AS Christopher Miller mengatakan Trump telah memutuskan untuk mengurangi kehadiran pasukan AS di Afghanistan dan Irak menjadi 2.500 masing-masing pada 15 Januari 2021.

Selanjutnya: China kirim kendaraan serbu dan drone untuk jaga perbatasan di Tibet



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×