Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIRUT/JERUSALEM. Serangan udara Israel menewaskan 22 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya di pusat kota Beirut pada Kamis malam, menurut otoritas Lebanon.
Serangan ini terjadi saat Wafiq Safa, seorang pejabat senior Hezbollah, berhasil lolos dari upaya pembunuhan oleh Israel, seperti dilaporkan oleh tiga sumber keamanan.
Di bagian selatan Lebanon, dua penjaga perdamaian PBB terluka setelah sebuah tank Israel menembak menara pengawas di markas besar pasukan PBB di Naqoura. Serangan ini menambah kekhawatiran akan meningkatnya risiko bagi personel PBB di Lebanon.
Baca Juga: Dua TNI Penjaga Perdamaian Terkena Serangan Tank Israel, Indonesia Beri Peringatan!
Konflik antara Israel dan Hezbollah pecah setahun yang lalu, setelah kelompok bersenjata yang didukung Iran tersebut menyerang untuk mendukung Hamas dalam perang Gaza.
Serangan dan kekerasan semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir dengan Israel terus melakukan serangan udara di pinggiran selatan Beirut, Lebanon selatan, dan Lembah Bekaa.
Serangan pada Kamis malam menghantam area pemukiman padat di pusat Beirut. Warga melaporkan kerusakan parah akibat ledakan. “Kami mendengar ledakan pertama, dan yang kedua jauh lebih kuat,” ujar Ala'a Baydoun, salah satu warga yang terdampak.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan 22 korban tewas dan 117 terluka, termasuk sebuah keluarga yang terdiri dari delapan orang, tiga di antaranya anak-anak.
Baca Juga: Serangan Udara Israel di Lebanon Selatan Tewaskan 5 Petugas Penyelamat
Dalam setahun terakhir, lebih dari 2.100 orang tewas akibat serangan Israel di Lebanon, menurut pemerintah setempat, dengan sebagian besar korban jatuh setelah Israel memperluas operasi militernya pada 23 September.
Upaya pembunuhan terhadap Safa menunjukkan perluasan target Israel, yang kini juga menyasar pejabat politik dan keamanan Hezbollah. Baik Israel maupun Hezbollah belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini.
Sementara itu, di wilayah Naqoura, pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, menyatakan bahwa dua personelnya terluka akibat tembakan tank Israel. Kedua korban adalah bagian dari kontingen Indonesia dan dilaporkan dalam kondisi stabil.
Baca Juga: Iran Membuktikan Diri Dapat Tembus Sistem Pertahanan Udara Terhebat di Dunia
Komandan UNIFIL, Jean-Pierre Lacroix, memperingatkan bahwa keselamatan lebih dari 10.000 penjaga perdamaian di Lebanon semakin terancam akibat intensifikasi konflik ini. Dewan Keamanan PBB menyebut serangan terhadap penjaga perdamaian sebagai pelanggaran serius hukum internasional.
Di Washington, Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya atas insiden yang melibatkan pasukan Israel dan posisi PBB, sementara Israel menegaskan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan UNIFIL selama operasi berlangsung.
Konflik ini membuat situasi di Timur Tengah semakin tegang, sementara dunia internasional terus mendesak dilakukannya gencatan senjata, yang hingga kini masih sulit dicapai di Gaza maupun Lebanon.