Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Serikat pekerja Volkswagen pada Rabu (20/11) mengancam akan membuat pertikaian terkait rencana pemotongan biaya mencapai lebih dari € 17 miliar setara dengan US$ 18 miliar. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan aksi mogok di tengah kekacauan industri Jerman.
Komentar tersebut disampaikan sehari menjelang putaran ketiga perundingan penting antara pekerja dan manajemen terkait pemotongan gaji dan penutupan pabrik di Jerman. Produsen mobil terbesar di Eropa tengah terpuruk akibat biaya tinggi dan persaingan dengan China.
Para pekerja siap memberikan konsesi dengan cara melakukan penghematan senilai € 1,5 miliar dalam negosiasi yang sedang berlangsung. Tetapi semua akan bergantung pada keputusan Volkswagen untuk tidak menutup pabrik serta para pemangku kepentingan, termasuk keluarga Porsche dan Piech yang mengendalikan perusahaan untuk ikut campur.
Baca Juga: VW Tingkatkan Investasi di Produsen Mobil Listrik, Rivian Senilai US$ 5,8 Miliar
Thorsten Groeger, yang memimpin negosiasi untuk serikat pekerja IG Metall, mengatakan para pekerja Volkswagen akan terlibat konflik dengan perusahaan yang belum pernah terjadi di republik ini selama beberapa dekade. Pemogokan di sebagian besar lokasi pembuat mobil di Jerman, yang merupakan inti dari konflik, mungkin terjadi mulai 1 Desember.
Volkswagen mengatakan pemotongan besar-besaran pada merek inti VW-nya diperlukan agar siap menghadapi masa depan. Volkswagen juga meminta pemotongan gaji sebesar 10% dan tidak mengesampingkan kemungkinan penutupan pabrik, yang menurut serikat pekerja merupakan bagian dari skenario yang diajukan manajemen.
Sebuah memo internal yang disusun oleh dewan pekerja Volkswagen yang ditinjau Reuters, menunjukkan bahwa perusahaan menghabiskan sebagian besar penjualan untuk tenaga kerja daripada pesaing utamanya.
Konsesi dari IG Metall dan dewan pekerja merupakan bagian dari paket proposal yang ditetapkan pada Rabu yang bertujuan untuk mengurangi dampak pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja. "Masalah yang kami hadapi tidak diciptakan oleh tenaga kerja dan tidak akan dapat diselesaikan hanya dengan melihat biaya tenaga kerja. Namun, kami siap memberikan kontribusi dengan apa yang telah kami tetapkan di sini hari ini," kata Groeger.