kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Setelah Lima Tahun, Bank Negara Malaysia Memangkas Bunga Acuan Untuk Pertama Kali


Rabu, 09 Juli 2025 / 23:40 WIB
Setelah Lima Tahun, Bank Negara Malaysia Memangkas Bunga Acuan Untuk Pertama Kali
ILUSTRASI. A customer counts her ringgit notes outside a money changer at the central business district in Singapore August 25, 2015. REUTERS/Edgar Su/File Photo


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Bank Negara Malaysia (BNM) memangkas suku bunga acuannya untuk pertama kali dalam lima tahun pada Rabu (9/7). Pemangkasan bunga dilakukan di tengah meningkatnya ketidakpastian perdagangan global yang mengancam perekonomian Malaysia yang bergantung pada ekspor. 

Langkah ini memperbesar kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan pada tahun ini untuk melindungi pertumbuhan ekonomi. BNM menurunkan Overnight Policy Rate (OPR) sebesar 25 basis poin menjadi 2,75% dari sebelumnya 3%, level ini telah dipertahankan sejak Mei 2023. Keputusan ini sejalan dengan prediksi 17 dari 31 ekonom dalam survei Reuters.

Pemangkasan ini diumumkan sehari setelah Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif impor sebesar 25% terhadap produk ekspor Malaysia ke Amerika Serikat. BNM menyatakan prospek pertumbuhan global dibayangi ketidakpastian terkait kebijakan tarif dan ketegangan geopolitik, yang dapat memicu volatilitas pasar keuangan global serta harga komoditas.

Baca Juga: AS Batasi Ekspor Chip AI ke Malaysia dan Thailand, Takut Diselundupkan ke China

"Penurunan OPR merupakan langkah pre-emptif untuk menjaga jalur pertumbuhan ekonomi Malaysia yang stabil di tengah prospek inflasi yang moderat," tulis BNM dalam pernyataan dikutip Reuters

Seiring dengan pemangkasan OPR, batas atas dan bawah koridor suku bunga juga disesuaikan masing-masing menjadi 3% dan 2,5%.

Sejumlah data ekonomi Malaysia dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan pelemahan. Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama hanya mencapai 4,4%, dan ekspor secara mengejutkan turun pada Mei. Inflasi tetap terkendali, dengan indeks harga konsumen naik hanya 1,2% pada Juni, level terendah dalam empat tahun.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim sebelumnya menyatakan target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 4,5%-5,5% kemungkinan besar tidak tercapai. Sementara itu, BNM juga telah mengisyaratkan revisi turun proyeksi pertumbuhan tahunan akibat tekanan eksternal.

Pada Mei lalu BNM juga menurunkan rasio cadangan wajib (Statutory Reserve Requirement/SRR) bank sebesar 100 basis poin menjadi 1%. Ini adalah penurunan SRR pertama sejak Maret 2020, saat awal pandemi Covid-19 dan menegaskan arah kebijakan yang lebih longgar (dovish).

Baca Juga: PM Malaysia Ungkap Peran Prabowo Redam Konflik Myanmar, Kirim Intel Militer

BNM memperkirakan aktivitas ekonomi tetap tumbuh pada kuartal kedua, didukung permintaan domestik yang kuat serta ekspor. Namun, tekanan dari kebijakan fiskal yang ketat, tarif Trump, dan penurunan harga komoditas dapat menghambat permintaan domestik dan pendapatan ekspor.

"Dengan pertumbuhan yang cenderung melemah dan tekanan inflasi yang berkurang, ada ruang yang cukup bagi bank sentral untuk kembali memangkas suku bunga tahun ini," kata Gareth Leather, ekonom senior Asia dari Capital Economics. Ia memperkirakan suku bunga bisa turun ke 2,5% pada akhir tahun.

BNM memproyeksikan inflasi keseluruhan (headline) pada 2025 berada di kisaran 2% hingga 3,5%, sementara inflasi inti diperkirakan antara 1,5% hingga 2,5%. Sepanjang 2024, inflasi headline dan inti masing-masing tercatat sebesar 1,8%.

BNM menyebut nilai tukar ringgit akan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Namun, prospek ekonomi domestik yang positif, reformasi struktural, serta langkah-langkah untuk mendorong aliran modal akan tetap menopang mata uang. Saat ini, ringgit tercatat melemah 0,35% terhadap dolar AS.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan Malaysia menyatakan pihaknya akan terus berdialog secara konstruktif dengan Amerika Serikat untuk menyelesaikan persoalan tarif dan menjelaskan dampaknya terhadap perdagangan bilateral.

Baca Juga: Ribuan Telur Penyu Diselundupkan ke Malaysia, KKP Ungkap Modusnya

Selanjutnya: Merck Berencana Akuisisi Verona Pharma Senilai US$ 10 Miliar

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Sarapan saat Diet Tubuh, Cegah Keinginan Ngemil Tengah Malam




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×