Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Shell Plc tengah bekerja sama dengan para penasihat atas rencana akuisisi terhadap pesaingnya, BP Plc. Namun, Shell dikabarkan masih menunggu penurunan harga saham dan harga minyak minyak sebelum memutuskan langkah selanjutnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, raksasa energi asal Inggris tersebut disebut semakin serius mendiskusikan kelayakan dan potensi keuntungan dari pengambilalihan BP. Keputusan akhir kemungkinan akan bergantung pada apakah saham BP terus mengalami penurunan.
Selama beberapa tahun, BP dan Shell berukuran hampir setara. Namun kini, Shell telah tumbuh menjadi hampir dua kali lipat ukuran BP, dengan valuasi pasar sekitar £ 149 miliar.
Baca Juga: Laba Bersih Shell Turun 28% Namun Tetap Melanjutkan Buyback Saham
Ketika ditanya mengenai kemungkinan pengambilalihan BP dalam wawancara dengan Financial Times pada Jumat, CEO Shell Wael Sawan menyatakan lebih memilih untuk melakukan pembelian kembali saham Shell. Seorang juru bicara Shell mengonfirmasi pernyataan tersebut.
Dalam panggilan konferensi hasil keuangan, Sawan menambahkan Shell masih perlu rumah sendiri dan masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, meskipun perusahaan telah mencatat kemajuan selama beberapa tahun terakhir.
Jika akuisisi terhadap sesama perusahaan yang berbasis di London ini terjadi, Shell akan menjadi perusahaan dengan kekuatan yang lebih besar dalam industri energi global atau sebanding dengan raksasa seperti ExxonMobil dan Chevron. Namun, kesepakatan sebesar itu hampir pasti akan mengundang perhatian regulator karena skala dan dampaknya terhadap pasar.
Shell baru-baru ini melaporkan hasil keuangan kuartal pertama yang kuat dan melampaui ekspektasi laba, serta mengumumkan program pembelian kembali saham senilai US$ 3,5 miliar.
Baca Juga: BBM Terbaru Mei, Semua Harga Kompak Turun di Pertamina, Shell, BP & Vivo Jumat (2/5)
Beberapa sumber menyebutkan Shell juga bisa saja menunggu langkah pertama dari BP atau calon pembeli lain sebelum membuat tawaran resmi. Upaya evaluasi lebih dimaksudkan agar Shell siap jika skenario tersebut terjadi.
Namun, diskusi mengenai potensi akuisisi ini masih berada pada tahap awal. Shell juga bisa saja memutuskan untuk fokus pada pembelian kembali saham dan akuisisi kecil-kecilan, alih-alih mengejar merger besar-besaran.
"Seperti yang telah kami sampaikan berkali-kali sebelumnya, kami sangat fokus pada penciptaan nilai melalui kinerja, disiplin, dan penyederhanaan yang berkelanjutan," ujar juru bicara Shell saat dimintai komentar terkait laporan tersebut dikutip Reuters. Sementara itu, BP menolak memberikan tanggapan.
Di sisi lain, di tengah tekanan untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi biaya, CEO BP Murray Auchincloss telah mengumumkan rencana penjualan aset senilai US$ 20 miliar hingga tahun 2027, pemangkasan belanja modal, serta program pembelian kembali saham.
Baca Juga: Ada yang Turun, Cek Dulu Harga BBM April di Pertamina, Shell, BP & Vivo Jumat (25/4)
BP juga baru saja mengumumkan pengunduran diri kepala strategi mereka, di tengah upaya untuk meningkatkan kepercayaan investor. Menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut, investor aktivis Elliott Investment Management sebelumnya telah mendorong pergantian posisi tersebut guna mendorong arus kas bebas yang lebih tinggi melalui pemangkasan belanja dan biaya operasional.
Elliott dilaporkan telah meningkatkan kepemilikannya di BP menjadi lebih dari 5%, menjadikannya salah satu pemegang saham terbesar setelah BlackRock dan Vanguard, berdasarkan dokumen regulator terbaru.