Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (6/10) mengisyaratkan kesediaannya untuk bernegosiasi dengan Partai Demokrat terkait subsidi layanan kesehatan guna mengakhiri kebuntuan yang menyebabkan penutupan (shutdown) pemerintahan yang kini memasuki hari ketujuh.
Namun, tak lama setelah itu, Trump menarik kembali pernyataannya, menegaskan bahwa pembicaraan baru dapat dimulai setelah pemerintah kembali dibuka.
Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menulis:
“Saya senang bekerja sama dengan Demokrat terkait kebijakan kesehatan mereka yang gagal, atau hal lainnya, tetapi pertama-tama mereka harus mengizinkan pemerintah kita dibuka kembali. Bahkan, mereka sebaiknya melakukannya malam ini!”
Pernyataan ini muncul beberapa jam setelah Trump di Oval Office menyatakan kepada wartawan bahwa ia ingin “melihat kesepakatan besar untuk sistem kesehatan yang hebat”.
Baca Juga: Gejolak Politik Jepang–Prancis dan Shutdown AS Tekan Pasar Global
“Kami sedang dalam proses negosiasi dengan Demokrat yang bisa mengarah pada hal-hal baik, terutama dalam bidang kesehatan,” kata Trump, dikutip dari CBS News.
Demokrat Bantah Adanya Negosiasi
Pernyataan Trump langsung dibantah oleh Senator Chuck Schumer, pemimpin minoritas Demokrat di Senat.
“Ini tidak benar,” ujar Schumer dalam pernyataan yang dibagikan melalui platform X (sebelumnya Twitter).
Ia menambahkan, “Jika Partai Republik akhirnya siap duduk bersama dan menyelesaikan masalah kesehatan untuk keluarga Amerika, Demokrat akan siap untuk mewujudkannya.”
Gagalnya Pemungutan Suara di Senat
Pernyataan Trump datang bersamaan dengan kegagalan Senat untuk meloloskan RUU pendanaan sementara yang diusulkan Partai Republik pada Senin malam.
Dalam pemungutan suara tersebut, 52 anggota mendukung dan 42 menolak, masih kurang delapan suara dari ambang batas 60 suara yang dibutuhkan agar RUU dapat disahkan, menurut catatan pemungutan suara Senat.
Sementara itu, RUU tandingan dari Partai Demokrat, yang memperpanjang pendanaan hingga 31 Oktober sekaligus mempermanenkan subsidi kesehatan, juga gagal dengan hasil 45 mendukung dan 55 menolak—seluruhnya voting mengikuti garis partai.
Isu Utama: Subsidi dan Bantuan Medis untuk Warga Berpenghasilan Rendah
Partai Demokrat berupaya menggunakan RUU pengeluaran pemerintah ini untuk menekan Partai Republik agar mau bernegosiasi mengenai subsidi kesehatan yang akan segera berakhir.
Baca Juga: Aset Kripto Terangkat Shutdown Pemerintah AS
Mereka mendesak agar Kongres memperpanjang subsidi tersebut sebelum periode pendaftaran layanan kesehatan AS dimulai pada November, serta membatalkan pemotongan anggaran Medicaid yang berdampak pada warga berpenghasilan rendah dan penyandang disabilitas.
Menurut analisis dari Kaiser Family Foundation (KFF), lembaga nonpartisan yang fokus pada kebijakan kesehatan, berakhirnya subsidi ini akan membuat premi asuransi kesehatan “lebih dari dua kali lipat” dibandingkan dengan tarif yang saat ini dibayar peserta bersubsidi.
Dampak Politik dan Ekonomi
Kebuntuan ini menambah tekanan terhadap pemerintahan Trump di tengah meningkatnya kritik publik terhadap dampak shutdown terhadap layanan publik dan ekonomi nasional.
Dengan kedua RUU gagal lolos dan negosiasi yang belum jelas, shutdown pemerintah AS berpotensi berlangsung lebih lama, menunda layanan publik penting dan menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan.