Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Gejolak politik di Jepang dan Prancis kembali mengguncang pasar valuta dan obligasi pada Selasa (7/10/2025).
Sementara bursa saham global bergerak lesu meskipun ada kabar kesepakatan pasokan chip bernilai miliaran dolar antara AMD dan OpenAI.
Terpilihnya Sanae Takaichi, sosok beraliran dovish dalam kebijakan fiskal dan moneter, sebagai pemimpin baru partai berkuasa di Jepang pada akhir pekan lalu, sempat mendorong indeks Nikkei mencetak rekor tertinggi baru di awal sesi perdagangan.
Investor menilai kemenangan Takaichi meningkatkan peluang kebijakan belanja besar dan pelonggaran moneter lanjutan.
Baca Juga: Bergerak Menguat, IHSG Mencetak Level Tertinggi 8.196 (7/10)
Namun, yen melemah di atas level ¥150 per dolar AS dan mencapai posisi terendah dua bulan, sementara harga obligasi pemerintah Jepang turun sehingga mendorong imbal hasil (yield) naik.
Lelang obligasi tenor 30 tahun yang dijadwalkan Selasa ini akan menjadi ujian awal terhadap selera investor terhadap kebijakan ekspansionis Takaichi.
“Investor tampaknya mulai memperhitungkan pendekatan ekonomi ala Abenomics dalam ekspektasi mereka terhadap kepemimpinan Takaichi,” ujar Naomi Fink, Kepala Strategi Global di Amova Asset Management.
“Dengan premi jangka panjang yang sudah meningkat, investor mungkin akan menolak jika ada indikasi pelonggaran fiskal berlebihan.”
Baca Juga: Presiden Taiwan Ingatkan AS: Dominasi China Bisa Ancam Keamanan Global
Krisis Politik Prancis dan Kekhawatiran Eropa
Di Eropa, pengunduran diri mengejutkan Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu semakin memperdalam krisis politik di Paris dan menekan pasar.
Futures obligasi Prancis (OAT) turun tipis di sesi Asia setelah anjlok pada Senin, sementara euro melemah 0,06% ke posisi US$1,1706.
“Presiden Emmanuel Macron kemungkinan akan mencoba membentuk kabinet baru untuk mendapatkan persetujuan Majelis Nasional. Namun, tekanan publik untuk membubarkan parlemen dan menggelar pemilu legislatif baru juga meningkat,” kata Thierry Wizman, analis valas dan suku bunga global di Macquarie Group.
Futures Eurostoxx 50 naik tipis 0,05%, sementara FTSE turun 0,15%.
Baca Juga: Yen Melemah ke Level Terendah Dua Bulan di Tengah Ketidakpastian Politik Jepang
Sentimen Global Suram Meski Ada Kabar Baik dari OpenAI
Kondisi pasar dunia yang sudah tertekan akibat ketidakpastian politik kini semakin diperburuk oleh penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown).
Sentimen ini menahan euforia terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI).
AMD akan memasok chip AI ke OpenAI dalam kesepakatan jangka panjang yang berpotensi menghasilkan pendapatan puluhan miliar dolar per tahun.
Perjanjian itu juga memberi OpenAI opsi membeli hingga 10% saham AMD.
Namun, futures Nasdaq turun 0,18% dan S&P 500 melemah 0,16% di perdagangan Asia, gagal melanjutkan reli rekor pada sesi sebelumnya.
Pasar saham Hong Kong dan China tutup karena hari libur, sementara indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang berfluktuasi tipis dan terakhir tercatat stagnan.
Baca Juga: OpenAI Target Pasar Korporasi: ChatGPT Jadi Sistem Operasi AI
Dolar AS Menguat, Emas Catat Rekor Baru
Dolar AS tetap kuat, ditopang pelemahan yen dan euro. Poundsterling turun 0,08% ke US$1,3475, sementara dolar Australia terkoreksi 0,13% ke US$0,6609.
“Dolar yang tetap menguat meski ada penutupan pemerintahan AS cukup mengejutkan, karena biasanya dolar justru melemah dalam kondisi seperti ini,” ujar Vishnu Varathan, Kepala Riset Makro Asia ex-Japan di Mizuho.
Ia menambahkan, data historis menunjukkan penurunan dolar saat shutdown biasanya berbalik pulih dalam waktu dua minggu, sehingga tidak banyak alasan untuk mempertahankan posisi jual dolar secara agresif.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah Brent naik tipis 0,11% menjadi US$65,54 per barel, sedangkan WTI menguat 0,06% ke US$61,73 per barel.
Harga emas spot menembus rekor tertinggi baru di US$3.977,19 per ons troi, sementara Bitcoin juga mendekati level puncaknya karena investor mencari aset lindung nilai di tengah ketidakpastian global.