Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Nilai tukar yen Jepang merosot ke posisi terendah dua bulan terhadap dolar AS pada Selasa (7/10/2025).
Seiring meningkatnya perhatian pasar terhadap formasi kabinet baru yang akan dibentuk oleh fiscal dove Sanae Takaichi setelah kemenangannya dalam pemilihan ketua partai.
Yen juga mencetak rekor terlemah sepanjang masa terhadap euro, sementara imbal hasil obligasi pemerintah Jepang melonjak menjelang lelang surat utang yang akan menjadi ujian bagi permintaan di bawah pemerintahan baru yang diperkirakan akan lebih ekspansif secara fiskal.
Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,006% ke Rp 16.584 per Dolar AS pada Selasa (7/10/2025) Pagi
Takaichi dianggap sebagai kandidat paling dovish di antara lima pesaing dalam pemilihan Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang pada Sabtu lalu untuk menggantikan Perdana Menteri Shigeru Ishiba yang dikenal berhaluan hawkish.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang tenor 30 tahun naik ke rekor tertinggi menjelang lelang tersebut.
Sementara itu, euro masih berada di posisi rapuh setelah pengunduran diri Perdana Menteri Prancis dan pernyataan sejumlah pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) yang membuka peluang pemangkasan suku bunga jika risiko inflasi yang terlalu rendah meningkat.
Pelaku pasar juga menunggu pidato sejumlah pejabat Federal Reserve di tengah berlanjutnya penutupan sebagian pemerintahan AS yang menghambat rilis data ekonomi.
“Dengan yen yang sudah menembus level psikologis 150 per dolar, otoritas Jepang mungkin akan mencoba memberikan pernyataan untuk menenangkan pasar,” ujar Bart Wakabayashi, Kepala Cabang State Street di Tokyo.
Baca Juga: IHSG Dibuka Naik ke 8.189, ASII, JPFA dan BRPT Top Gainers di LQ45, Selasa (7/10)
“Itu level yang sangat penting secara psikologis dan ekonomi. Dari sudut pandang daya saing korporasi, saya yakin Bank of Japan dan Kementerian Keuangan tidak nyaman dengan pelemahan terlalu jauh,” lanjutnya.
Yen terakhir melemah 0,2% ke posisi 150,59 per dolar, setelah sempat menyentuh 150,62 terendah sejak 1 Agustus. Mata uang Jepang itu juga anjlok ke 176,35 per euro, rekor terendah baru.
Euro sebelumnya juga melemah terhadap dolar dan pound sterling setelah Perdana Menteri baru Prancis, Sebastien Lecornu, serta kabinetnya mengundurkan diri pada Senin.
Pejabat senior ECB menyatakan suku bunga saat ini masih sesuai, namun bisa saja dipangkas sedikit jika risiko inflasi terlalu rendah meningkat.
Indeks dolar AS, yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama, naik tipis 0,05% ke level 98,17. Euro stabil di sekitar US$1,1705.
Gedung Putih pada Senin membantah pernyataan Presiden Donald Trump bahwa pegawai pemerintah sudah mulai terkena PHK akibat penutupan, meski memperingatkan potensi kehilangan pekerjaan jika kebuntuan politik terus berlanjut hingga pekan ketujuh.
Penutupan ini telah menunda rilis laporan ketenagakerjaan AS untuk September dan sejumlah data ekonomi penting lainnya hingga pemerintah kembali beroperasi penuh.
Baca Juga: Dolar Australia Sentuh Puncak 11 Bulan terhadap Yen, Kiwi Hadapi Ujian RBNZ
Pasar kini menunggu sinyal lebih lanjut dari The Fed terkait waktu dan besaran pelonggaran kebijakan berikutnya.
Wakil Ketua Fed Michelle Bowman serta Gubernur Stephen Miran dijadwalkan berpidato pada Selasa, disusul rilis notulen rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) pada Rabu.
The Fed secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan 28–29 Oktober, setelah data terbaru menunjukkan pelemahan di pasar tenaga kerja AS.