kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Singapura memperluas screening virus corona ke semua penerbangan dari China


Rabu, 22 Januari 2020 / 13:34 WIB
Singapura memperluas screening virus corona ke semua penerbangan dari China
ILUSTRASI. Bandara Changi.


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Otoritas Singapura mulai memeriksa seluruh penumpang yang tiba dalam penerbangan dari China untuk meningkatkan upaya memerangi penularan virus corona yang menyebar dengan cepat.

Mengutip Reuters, Rabu (22/1), Singapura bulan ini mulai melakukan screening terhadap penumpang yang datang dari Kota Wuhan, China.

Virus yang dapat menular antar manusia telah menyebar ke kota-kota China lainnya serta Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang dan Taiwan dan telah merenggut sembilan korban di China dari 440 kasus yang terkonfirmasi.

Baca Juga: Thailand karantina empat pasien virus corona

"Mengingat konfirmasi penularan dari manusia ke manusia oleh pihak berwenang China, Kementerian Kesehatan akan memberlakukan tindakan pencegahan tambahan untuk mengurangi risiko impor virus ke Singapura," kata Kementerian Kesehatan Singapura dalam pernyataan resminya Selasa (21/1).

Kementerian Kesehatan Singapura akan mengobati siapa saja dengan pneumonia dan riwayat perjalanan baru-baru ini ke China atau mereka yang mengalami infeksi pernapasan akut yang baru-baru ini berobat di China sebagai tersangka kasus dan mengisolasi mereka di rumahsakit.

Upaya-upaya baru dilakukan ketika kerumunan orang di seluruh wilayah bersiap untuk melakukan perjalanan liburan tahun baru Imlek pekan ini.

Baca Juga: Cegah wabah virus corona, Kemhub minta dokumen kesehatan bagi penerbangan dari China

Sampai saat ini, belum ada kasus yang dikonfirmasi di Singapura tentang virus tersebut, yang telah memicu kekhawatiran akan pandemi yang serupa dengan wabah sindrom pernapasan akut (SARS) pada 2003 yang dimulai di China dan menewaskan hampir 800 orang.




TERBARU

[X]
×