Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Berada di bawah sorotan skandal Toshiba Corp tak lantas membuat Chairman Osamu Nagayama undur diri. Nagayama bilang, tidak akan mundur dari perusahaan dan akan membantu Toshiba memperbaiki tata kelola perusahaan.
Dalam konferensi pers Senin (14/6), Nagayama meminta maaf kepada seluruh pihak dan mengakui ada penyimpangan dalam tata kelola perusahaan. Tetapi, dia ingin tetap berada di Toshiba.
"Ada berbagai jenis pertanggungjawaban. Saya ingin tetap fokus memenuhi tugas yang harus dipenuhi," kata Nagayama, seperti dikutip dari Reuters.
Nagayama juga menunjuk CEO Toshiba sebelumnya, Nobuaki Kurumatani sebagai pihak yang membawa perusahaan ke puncak krisis. "Kami tidak bisa mengabaikan tanggung jawab Kurumatani yang telah menciptakan gejolak manajemen dan merusak kepercayaan pemegang saham," kata Nagayama.
Kurumatani mengundurkan diri pada April 2021 lalu, setelah menolak tawaran masuknya CVC Capital senilai US$ 20 miliar.
Dalam upaya perbaikan tata kelola perusahaan, Nagayama mengatakan, akan memasukkan dua direksi asingnya dalam komite yang baru dibentuknya. Komiten ini akan membuat tinjauan strategis bagi perusahaan. Sementara itu, empat direksi sebelumnya tidak akan dilibatkan lagi dalam perusahaan.
Toshiba baru-baru ini menjadi sorotan setelah hasil investigasi yang dirilis pekan lalu menunjukkan, perusahaan telah bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan Jepang (METI) untuk menekan pengaruh pemegang saham asing, misalnya agar asing tak menempatkan dewan direksi di tubuh perusahaan.
Dalam laporan sepanjang 147 halaman tersebut, disebutkan, manajemen Toshiba akan menyerahkan urusan "memukul" pemegang saham asing Effissimo Capital Manajement Pte Ltd kepada pemerintah.
Skandal terbaru ini menambah deret tekanan Toshiba yang pernah terseret skandal penggelembungan laba, penghapusan rugi investasi (writedown) dari bisnis nuklir, hingga harus menjual bisnis semikonduktor.
Namun, janji Nagayama masih belum dianggap cukup. Penasihat dan pemegang saham proxy Institutional Shareholder Services Inc menegaskan Nagayama harus mundur juga.