Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pernyataan lanjutan pada Kamis justru menambah keraguan atas klaim Trump, dan memunculkan pertanyaan baru: apakah benar telah ada kesepakatan antara Washington dan New Delhi?
Hingga kini, BBC melaporkan pihaknya telah menghubungi Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS untuk meminta komentar resmi.
Ketergantungan India terhadap minyak mentah Rusia — yang dibeli dengan harga diskon besar — menjadi sumber gesekan utama dalam hubungan AS-India di bawah pemerintahan Trump, yang semakin menekan Rusia setelah Putin gagal mencapai kesepakatan damai dengan Washington.
India kini menjadi importir minyak Rusia terbesar kedua di dunia setelah China, dan pendapatan dari ekspor tersebut masih menjadi penopang utama industri energi Rusia.
Pemerintah Modi juga menuding negara-negara Barat bersikap hipokrit, karena masih ada negara Eropa yang tetap membeli energi Rusia meski dalam jumlah lebih kecil.
Tonton: Lawan Tarif Trump, PM India Modi Gelar Pertemuan dengan Xi Jinping dan Putin di China
Dalam paket sanksi terbarunya minggu ini, pemerintah Inggris menyasar salah satu kilang minyak besar India, Nayara Energy Limited, karena dianggap membantu peredaran minyak Rusia di pasar global.
Pejabat Inggris menyebut, “Nayara Energy mengimpor lebih dari 100 juta barel minyak mentah Rusia senilai lebih dari US$ 5 miliar sepanjang 2024.”













