Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor minyak sawit India pada September 2025 anjlok ke titik terendah dalam empat bulan terakhir. Penurunan ini terjadi karena para pelaku industri penyulingan menggantikan sawit dengan soyoil yang lebih murah.
Mengutip thehindubusinessline, berdasarkan estimasi dari lima pedagang, impor minyak sawit India turun 15,9% secara bulanan menjadi 833.000 ton metrik, level terendah sejak Mei.
Sebaliknya, impor soyoil melonjak 37,3% menjadi 505.000 ton, level tertinggi sejak Juli 2022. Sementara itu, impor minyak bunga matahari naik 5,8% ke 272.000 ton, yang merupakan level tertinggi dalam delapan bulan.
Baca Juga: Minyak Sawit Malaysia Makin Kuat, Uni Eropa Akui Sertifikasi MSPO
Secara keseluruhan, total impor minyak nabati India pada September tercatat 1,61 juta ton, turun tipis 0,7% dibanding bulan sebelumnya, terutama akibat melemahnya impor sawit. Data ini tidak termasuk kiriman bebas bea melalui jalur darat dari Nepal.
Pergeseran ke Soyoil karena Harga Lebih Murah
“Minyak sawit saat ini lebih mahal dibanding soyoil, sehingga banyak pembeli beralih ke soyoil,” ujar Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, broker minyak nabati asal Mumbai.
Ia menambahkan bahwa stok minyak sawit di India saat ini masih memadai berkat impor besar-besaran pada Juni–Agustus sebagai persiapan musim festival. Konsumsi minyak goreng, terutama sawit, biasanya meningkat tajam saat musim perayaan karena melonjaknya permintaan makanan manis dan gorengan.
Tren Baru: Impor Soyoil dari China
Menariknya, pada September India mengimpor sekitar 11.000 ton soyoil dari China, yang disebut sebagai pengiriman pertama dalam waktu lama, menurut Rajesh Patel, mitra pengelola di GGN Research.
Baca Juga: Minyak Sawit Jeblok! Terendah 6 Minggu, Ini Biang Keroknya
Menurut salah satu pedagang berbasis di Mumbai, impor sawit India diperkirakan akan turun lebih jauh menjadi sekitar 600.000 ton pada Oktober, sementara impor soyoil kemungkinan tetap tinggi di atas 450.000 ton.
Sumber Utama Minyak Nabati India
India secara tradisional membeli minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia, sedangkan pasokan soyoil dan minyak bunga matahari berasal dari Argentina, Brasil, Rusia, dan Ukraina.
Sementara itu, impor minyak nabati dari Nepal—yang sebagian besar masuk secara bebas bea—turun tajam menjadi 35.000 ton pada September dari 95.000 ton pada Agustus, menurut estimasi GGN Research.