Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak turun di Asia pada Rabu (3/9/2025), tetapi bertahan mendekati level tertinggi satu bulan akibat sanksi baru AS terhadap jaringan perusahaan pelayaran dan kapal. Sementara para pedagang menantikan pertemuan OPEC+ akhir pekan ini.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 16 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 68,98 per barel pada pukul 06.45 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 13 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 65,46 per barel.
Harga acuan ditutup menguat lebih dari 1% pada sesi sebelumnya setelah AS memberlakukan sanksi baru terhadap jaringan perusahaan pelayaran dan kapal yang dipimpin oleh seorang pengusaha keturunan Irak-Kittitian karena menyelundupkan minyak Iran yang disamarkan sebagai minyak Irak.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Rabu (3/9) Pagi, Brent ke US$69,13 & WTI ke US$65,63
Harga minyak berjangka terus didukung oleh sanksi baru yang menandakan kemungkinan pengetatan pasokan di masa mendatang, kata Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova.
"Volatilitas struktural masih berlanjut, dengan sanksi terhadap Iran dan titik api geopolitik membentuk premi risiko dan menjaga harga minyak mentah tetap stabil di dekat level kekuatan terkini," kata Sachdeva.
Pasar juga menunggu hasil pertemuan delapan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya pada 7 September. Para analis mengatakan kelompok tersebut kemungkinan besar tidak akan membuat perubahan lebih lanjut pada produksi untuk saat ini.
"Risiko geopolitik terus mempengaruhi tren harga minyak. Pasar mengamati pertemuan OPEC mendatang dan tetap waspada terhadap peningkatan lebih lanjut yang akan menyebabkan kelebihan pasokan," kata Emril Jamil, analis senior di LSEG.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ditutup Naik 1% Selasa (2/9), Usai AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran
Juga turut menopang harga, stok minyak mentah AS diperkirakan turun pekan lalu, begitu pula dengan stok bensin, menurut jajak pendapat awal Reuters pada hari Selasa.
Tiga analis yang disurvei Reuters sebelum data stok mingguan memperkirakan rata-rata stok minyak mentah turun sekitar 3,4 juta barel dalam pekan hingga 29 Agustus.
Namun, data ekonomi yang lemah membuat harga tetap terkendali. Manufaktur AS mengalami kontraksi selama enam bulan berturut-turut karena tarif Presiden Donald Trump menekan kepercayaan bisnis dan aktivitas ekonomi, membebani prospek permintaan minyak.