kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.460   11,00   0,07%
  • IDX 7.848   46,36   0,59%
  • KOMPAS100 1.097   8,11   0,74%
  • LQ45 796   2,68   0,34%
  • ISSI 268   2,04   0,77%
  • IDX30 413   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 480   2,27   0,48%
  • IDX80 121   0,53   0,44%
  • IDXV30 132   0,62   0,47%
  • IDXQ30 133   0,63   0,48%

Harga Minyak Dunia Ditutup Naik 1% Selasa (2/9), Usai AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran


Rabu, 03 September 2025 / 05:26 WIB
Harga Minyak Dunia Ditutup Naik 1% Selasa (2/9), Usai AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Iran
ILUSTRASI. Petroleum pump jacks are pictured in the Kern River oil field in Bakersfield, California November 9, 2014. REUTERS/Jonathan Alcorn 


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah global ditutup menguat lebih dari 1% per barel pada perdagangan Selasa (2/9/2025), setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru yang menargetkan aliran pendapatan minyak Iran.

Investor juga bersiap mencermati pertemuan OPEC+ pada akhir pekan ini.

Baca Juga: Harga Global dan Pelemahan Ekonomi Tekan Impor Migas RI

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup naik 99 sen atau 1,45% menjadi US$ 69,14 per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menguat US$ 1,58 atau 2,47% menjadi US$ 65,59 per barel.

Perdagangan WTI sehari sebelumnya libur karena peringatan Labor Day di AS.

Kementerian Keuangan AS pada Selasa mengumumkan sanksi terhadap jaringan perusahaan pelayaran dan kapal yang dipimpin seorang pengusaha asal Irak–Kittitian.

Jaringan tersebut dituduh menyelundupkan minyak Iran dengan menyamarkannya sebagai minyak Irak.

Langkah ini menegaskan upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk terus menekan Iran, di tengah mandeknya perundingan nuklir yang sempat terhenti sejak perang 12 hari pada Juni lalu.

“Langkah AS yang menekan ekspor minyak Iran jelas memberikan dorongan terhadap harga hari ini,” ujar Phil Flynn, Senior Analyst Price Futures Group.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Selasa (2/9) Pagi, Brent ke US$ 68,35 & WTI ke US$ 64,82

Investor fokus ke rapat OPEC+

Pasar kini menanti rapat delapan anggota OPEC dan sekutunya (OPEC+) pada Minggu (7/9).

Para analis menilai, kelompok ini kemungkinan tidak akan mencabut pemangkasan produksi sukarela yang masih berlaku, terutama dari Arab Saudi dan Rusia, yang selama ini menjaga harga tetap bertahan di kisaran US$ 60 per barel.

“OPEC+ mungkin menunggu lebih banyak data pasca-musim liburan berkendara di AS sebelum mengambil langkah lanjutan, mengingat potensi surplus pasokan di kuartal IV,” jelas analis independen Gaurav Sharma.

Sejumlah dinamika pasokan juga menambah ketidakpastian. Saudi Aramco dan perusahaan migas nasional Irak (SOMO) menghentikan penjualan minyak ke Nayara Energy India, setelah Uni Eropa menjatuhkan sanksi pada Juli terhadap kilang yang didukung Rusia tersebut.

John Kilduff, Partner di Again Capital menyebut pasar kini khawatir soal ketersediaan pasokan minyak non-sanksi.

“Ada kekhawatiran bahwa peluang membeli minyak dari pasar abu-abu semakin terbatas bila sanksi makin diperketat,” ujarnya.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Ditutup Menguat Senin (1/9), Brent ke US$68,15

Faktor geopolitik dan suplai

Selain itu, investor juga menyoroti hasil KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) 2025 yang digelar 31 Agustus–1 September di China.

Pertemuan yang dihadiri Presiden China Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, serta PM India Narendra Modi ini mengusung narasi tatanan ekonomi-politik baru yang lebih berpihak pada negara-negara Selatan Global.

Menurut Kilduff, konferensi ini bisa mendorong AS bereaksi dengan sanksi sekunder tambahan, terutama terhadap India, yang berpotensi menopang harga minyak lebih lanjut.

Di sisi lain, India juga sedang menjajaki perjanjian dagang bilateral dengan AS, menyusul keputusan Washington menggandakan tarif impor produk asal India sebagai respons atas berlanjutnya impor minyak Rusia oleh New Delhi.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Didorong Pelemahan Dolar AS dan Gangguan Pasokan Rusia

Pasar juga berekspektasi data terbaru AS akan kembali menunjukkan penurunan stok minyak mentah.

“Ekspektasi penarikan stok ini turut memberikan dukungan pada harga,” ujar Giovanni Staunovo, analis UBS.

Sementara itu, serangan drone Ukraina telah menonaktifkan fasilitas penyulingan Rusia yang mewakili sekitar 17% kapasitas pemrosesan minyak negara tersebut, atau 1,1 juta barel per hari.

Dari Asia Tengah, produksi minyak harian Kazakhstan (tidak termasuk kondensat gas) naik menjadi 1,88 juta barel per hari pada Agustus, dari 1,84 juta barel per hari pada Juli, atau naik 2% secara bulanan.

Selanjutnya: Emas Pecah Rekor Harga Tertinggi, 3 Faktor Jadi Pemicunya




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×