Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pendiri SoftBank Group Corp Masayoshi Son biasa memuji dan mendorong para pemegang saham. Tetapi kerugian perusahaan sebesar US$ 34 miliar dalam nilai pasar selama setahun terakhir adalah ujian ketika mereka berkumpul untuk rapat pemegang saham tahunan pada hari Jumat (24/6).
Karena tindakan pencegahan terkait Covid-19, hanya 150 pemegang saham yang akan menghadiri pertemuan hari Jumat di kantor pusat SoftBank di Tokyo, yang akan disiarkan melalui portal web. Son akan mengambil pertanyaan yang dipilih dari yang diajukan secara tertulis secara online.
Seperti diketahui, investor telah terombang-ambing dengan strategi Son yang ingin menjadi investor terbesar di dunia dalam perusahaan rintisan teknologi yang memang sedang bergejolak.
Baca Juga: Era Bulan Madu Perusahaan Teknologi Usai
Misalnya, ketika Vision Fund membukukan kerugian US$ 18 miliar pada investasi seperti WeWork dan Uber Technologies Inc. pada tahun 2020. Untungnya, Son bisa memenangkan return ribuan kali lipat di Alibaba Group Holding Ltd puncak Maret tahun lalu. Investor pun mendengarkan dan bertahan.
Namun, pada kuartal yang berakhir Maret lalu, Softbank kembali membukukan kerugian senilai 2,1 triliun yen atau setara dengan US$ 15,4 miliar. Kerugian dapat dihubungkan pada aksi jual global baru-baru ini di bidang teknologi dan tindakan keras terhadap perusahaan teknologi terbesar China. Tetapi kerugian banyak juga yang dikaitkan dengan tekanan SoftBank pada perusahaan untuk membuat taruhan besar dan agresif.
Mio Kato dari LightStream Research mengatakan, kepercayaan pemegang saham hampir mencapai titik terendah melihat kesehatan keuangan perusahaan. Dia melihat Son perlu menunjukkan bagaimana SoftBank menambahkan nilai sebagai investor dan memetakan langkah, seperti pembelian kembali saham lebih lanjut yang dibiayai oleh penjualan saham Alibaba, agar harga saham pulih.
“Investor tetap setia selama mereka percaya pada impian Anda, tetapi begitu mereka menyadari hal-hal tidak berjalan, kepercayaan runtuh dalam sekejap,” kata Kato dikutip dari Bloomberg, Kamis (23/6).
Baca Juga: Efisiensi Karyawan Terjadi di Perusahan Global
Beberapa contoh kerugian yang dialami SoftBank, antara lain saat bertaruh lebih dari US$ 12 miliar pada perusahaan ride-hailing China Didi Global Inc. Tetapi Didi dihapus dari Bursa Efek New York kurang dari setahun setelah IPO dan saham itu sekarang bernilai kurang dari US$ 3 miliar.
Ada juga saham perusahaan e-niaga Korea Selatan Coupang Inc yang turun mendekati 70% dari tahun sebelumnya. Perusahaan publik lainnya yang hanya mewakili sebagian kecil dari perusahaan portofolionya, juga mengalami penurunan nilai yang serupa.
Son telah menurunkan agresivitasnya dalam berinvenstasi tahun ini. Hal tersebut bisa dilihat dari rata-rata investasi Vision Fund 2 SoftBank mencapai sekitar US$ 100 juta hingga US$ 200 juta dalam lebih dari 50 putaran pendanaan, dibandingkan dengan sekitar US$ 900 juta untuk Vision Fund 1.
Pada Januari-Maret, Vision Fund membagikan dana sekitar US$ 2,5 miliar, atau kurang dari seperempat dari US$ 10,4 miliar yang dihabiskan pada kuartal sebelumnya.