Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi
Ballmer memiliki strategi jitu dalam memoles laba perusahaan. Keuntungan tebal ia dapatkan dari waralaba Windows dan Office. Ballmer berupaya keras mempertahankan profitabilitas perusahaan dengan menangkis ancaman pesaing yang menawarkan software lebih murah seperti GNU/Linux dan sistem operasi open source lainnya serta Google Docs.
Semasa menduduki pucuk pimpinan perusahaan, Ballmer membangun beberapa bisnis baru seperti pembagian pusat data. Kinerja bisnis baru ini sungguh luar biasa. Ballmer dan tim dengan bangga menyebutkan bahwa bisnis baru ini menyumbang US$ 6,6 miliar terhadap pendapatan laba perusahaan pada tahun 2011.
Selain pusat data, ia juga menciptakan divisi perangkat dan hiburan Xbox. Bisnis ini juga tak kalah berkontribusi terhadap pendapatan Microsoft yakni sebesar US$ 8,9 miliar. Kemunculan Xbox ini sontak menjadi pesaing bagi Sony PlayStation dan konsol game lain.
Kunci utama dalam menggeluti bisnis teknologi adalah inovasi. Sadar betul akan hal ini, Ballmer melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan Enterprise Business dengan investasi US$ 20 miliar. Enterprise Business menghadirkan produk dan layanan terbaru meliputi Exchange, Windows Server, SQL Server, SharePoint, System Center dan Dynamics CRM. Produk-produk ini terlahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang haus teknologi.
Setiap produk baru tentu tidak mudah diterima masyarakat. Lagi-lagi, ini merupakan tantangan yang perlu dijawab oleh Ballmer sebagai orang nomor satu di Microsoft.
Awalnya berat, namun lama-kelamaan berkat tim kerja yang solid, mereka mampu meyakinkan pasar dan akhirnya produk ini tampil sebagai produk yang terkemuka. Ballmer mengatakan, produk baru itu merupakan bauran produk yang membantu mengimbangi ketergantungan perusahaan terhadap PC dan perangkat komputasi mobile.
(Bersambung)