Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi
Inovasi menjadi kata kunci bagi perusahaan teknologi agak bisnisnya tak mandek. Begitu pula Microsoft. Bisnis perusahaan software komputer ini terus mengembang berkat inovasi teknologi yang mereka kembangkan. Steve Ballmer tampil sebagai sosok penting di balik ekspansi bisnis Microsoft tersebut. Sebagai orang lama di Microsoft, ia tahu benar bagaimana membuat perusahaan ini tetap besar. Tak salah, bila Bill Gates mempercayakan Microsoft ke tangan Ballmer.
Sebagai tangan kanan Bill Gates, sang pendiri Microsoft, Steve Ballmer pintar mengambil hati. Sejak Gates pensiun, pengawasan perusahaan pun dipercayakan pada Ballmer sebagai Chief Executive Officer Microsoft.
Tapi memang kinerja Ballmer sungguh mengesankan Gates. Ia menjadi saksi betapa pesatnya teknologi berkembang. Mulai dari kemunculan personal computer (PC) pertama hingga berkembang seperti saat ini.
Ballmer mengawal perjalanan panjang produk Microsoft yang semakin diperkaya dengan sentuhan teknologi mutakhir. Di bawah kepemimpinan Ballmer, Microsoft unjuk gigi menjadi perusahaan yang patut diperhitungkan.
Pendapatan tahunan Microsoft melonjak dari US$ 25 miliar menjadi lebih dari US$ 70 miliar sejak 2012. Laba bersih Microsoft juga terkerek seiring kenaikan pendapatan tahunan tersebut. Di tangan Ballmer, bendera Microsoft berkibar dan mencapai masa kejayaan. Laba kotor Microsoft juga membalap perusahaan beken seperti Google dan International Business Machines Corp (IBM).
Kinerja manis Ballmer ini mendapat apresiasi berupa penambahan kepemilikan saham Microsoft. Dibandingkan CEO-CEO lain, porsi kepemilikan saham Ballmer atas perusahaan yang ia kendalikan sangat besar.
Ballmer diganjar penambahan kepemilikan saham pasca-keberhasilannya memimpin Microsoft. Ia pun kini memegang 16,4% saham Microsoft.
Jumlah ini terbilang tinggi ketimbang CEO lain. Ambil contoh CEO General Electric (GE) Jack Welch yang hanya menggenggam 11,2% saham GE. Bahkan CEO IBM Louis V. Gerstner Jr hanya mengempit 2% saham perusahaannya itu.
Ballmer memiliki strategi jitu dalam memoles laba perusahaan. Keuntungan tebal ia dapatkan dari waralaba Windows dan Office. Ballmer berupaya keras mempertahankan profitabilitas perusahaan dengan menangkis ancaman pesaing yang menawarkan software lebih murah seperti GNU/Linux dan sistem operasi open source lainnya serta Google Docs.
Semasa menduduki pucuk pimpinan perusahaan, Ballmer membangun beberapa bisnis baru seperti pembagian pusat data. Kinerja bisnis baru ini sungguh luar biasa. Ballmer dan tim dengan bangga menyebutkan bahwa bisnis baru ini menyumbang US$ 6,6 miliar terhadap pendapatan laba perusahaan pada tahun 2011.
Selain pusat data, ia juga menciptakan divisi perangkat dan hiburan Xbox. Bisnis ini juga tak kalah berkontribusi terhadap pendapatan Microsoft yakni sebesar US$ 8,9 miliar. Kemunculan Xbox ini sontak menjadi pesaing bagi Sony PlayStation dan konsol game lain.
Kunci utama dalam menggeluti bisnis teknologi adalah inovasi. Sadar betul akan hal ini, Ballmer melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan Enterprise Business dengan investasi US$ 20 miliar. Enterprise Business menghadirkan produk dan layanan terbaru meliputi Exchange, Windows Server, SQL Server, SharePoint, System Center dan Dynamics CRM. Produk-produk ini terlahir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang haus teknologi.
Setiap produk baru tentu tidak mudah diterima masyarakat. Lagi-lagi, ini merupakan tantangan yang perlu dijawab oleh Ballmer sebagai orang nomor satu di Microsoft.
Awalnya berat, namun lama-kelamaan berkat tim kerja yang solid, mereka mampu meyakinkan pasar dan akhirnya produk ini tampil sebagai produk yang terkemuka. Ballmer mengatakan, produk baru itu merupakan bauran produk yang membantu mengimbangi ketergantungan perusahaan terhadap PC dan perangkat komputasi mobile.
(Bersambung)