Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DALLAS. Turunnya jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan, membuat beberapa maskapai penerbangan mulai atur strategi baru. Hal ini pula yang tengah dilakukan Southwest Airlines Co. Maskapai dengan tarif murah terbesar di AS ini berencana memangkas 190 jadwal penerbangannya. Kabarnya, kebijakan yang akan dimulai pada Januari 2009 itu, merupakan langkah antisipasi adanya penurunan tingkat perjalanan penumpang. Asal tahu saja, maskapai memiliki sekitar 3.400 penerbangan dalam sehari.
Menurut Juru Bicara Southwest Brandy King, adanya pemangkasan penerbangan itu merepresentasikan sekitar 6% dari total penerbangan. King menjelaskan, mulai 11 Januari mendatang, sebenarnya Southwest akan memangkas sekitar 196 penerbangan satu arah. Namun, pihaknya juga berencana menambah sekitar enam penerbangan antar kota.
Itu artinya, total penerbangan yang dipangkas sebanyak 190 penerbangan. Perinciannya, Southwest akan memangkas penerbangan tanpa henti (nonstop) antara Phoenix - Birmingham (Alabama), Seattle - Nashville (Tennessee), serta Nashville - Oakland (California). Sebaliknya, salah satu maskapai penerbangan terbesar di AS ini akan menambah sekitar satu hingga dua penerbangan dalam sehari di beberapa kota.
Nantinya, salah satu maskapai terbesar di AS ini akan memangkas 22 penerbangan di Bandara Midway Chicago. Sementara, Baltimore akan kehilangan 13 penerbangan. Sedangkan, jumlah penerbangan yang akan dipangkas di kota Las Vegas sebanyak 12 penerbangan. Namun, di kota judi ini Southwest akan menambah satu penerbangan lagi.
King juga bilang, pihaknya akan mengumumkan lebih jauh mengenai jadwal penerbangan pada Maret mendatang. Pada bulan itu, biasanya, cuaca dan kondisi bisnis penerbangan sudah mulai membaik. “Biasanya, memang akan terjadi penurunan perjalanan antara Januari hingga awal Maret. Jadwal penerbangan musim dingin kami akan mengacu pada kondisi itu,” jelas King.
Hingga saat ini, Southwest belum mau menetapkan target pertumbuhan untuk 2009 mendatang. “Sepertinya, kami tidak akan membuat target hingga awal tahun depan,” jelasnya. Namun yang lebih penting, lanjutnya, penerapan jadwal baru nanti, tidak akan berdampak pada jumlah karyawan Southwest.
“Mengalami penurunan sebesar 6% kemungkinan menjadi masalah besar bagi Southwest. Namun, adanya beberapa perubahan kebijakan yang mereka lakukan sangat masuk akal karena kondisi pasar yang tidak memungkinkan saat ini,” kata Robert McAdoo, senior analis Avondale Partners LLC.
Memang, bulan lalu, Southwest membukukan adanya penurunan kinerja pertama sejak 2004 lalu. Penurunan itu diakibatkan tingginya harga bahan bakar yang sempat menembus rekor tertinggi dan terjadinya perlambatan ekonomi di negeri Paman Sam itu. Sebelumnya, Southwest sudah mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menambah kapasitas penerbangan pada 2009. Hal itu diutarakan setelah mengalami pertumbuhan yang hanya mencapai 4% tahun ini.
