Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan transportasi luar angkasa Amerika Serikat (AS), SpaceX, meluncurkan roket pertamanya dalam misi keamanan nasional ruang angkasa AS di Florida’s Cape Canaveral pada Minggu (23/12).
Roket bernama Falcon 9 ini membawa satelit navigasi militer AS seharga US$ 500 juta yang dibangun oleh Lockheed Martin Corp (LMT.N).
Roket ini diluncurkan pada pukul 08.51 waktu setempat. Awalnya, Angkatan Udara AS menjadwalkan empat peluncuran minggu lalu, tetapi batal karena karena masalah cuaca dan teknis.
Seperti dikutip dari Reuters, bagi Pendiri SpaceX Ellon Musk, peluncuran ini adalah kemenangan yang signifikan bagi perusahaannya.
SpaceX sudah bertahun-tahun berusaha memasuki pasar roket untuk tujuan militer yang selama ini didominasi oleh Lockheed dan Boeing Co (BA.N).
Pada 2014 misalnya, SpaceX menggugat Angkatan Udara AS atas penghargaan militer yang diberikan ke United Lauch Alliance, perusahaan kerja sama antara Boeing dan Lockheed. Penghargaan itu diberikan untuk kesepakatan bernilai miliaran dolar AS untuk peluncuran 36 roket.
Akibat gugatan tersebut, satu tahun kemudian Angkatan Udara AS setuju untuk membuka kompetisi. Alhasil, pada 2016, SpaceX memenangkan kontrak Angkatan Udara AS senilai US$ 83 juta untuk peluncuran satelit GPS III yang berumur 15 tahun.
Menurut Juru Bicara Lockeheed Chip Eschenfelder, satelit itu adalah yang pertama dari 32 satelit yang diproduksi oleh Lockheed Martin Corp (LMT.N) dengan nilai kontrak US$ 12,6 miliar untuk program GPS III Angkatan Udara AS.
Rencananya, pelucuran berikutnya alam dilaksanakan pada pertengahan 2019. Sebelum peluncuran, satelit tersebut akan melewati proses uji coba di fasilitas uji Lockheed di Colorado, AS.