Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – NEW YORK. Produsen mobil multinasional Stellantis mengumumkan rencana investasi senilai US$13 miliar di Amerika Serikat (AS), yang akan menghadirkan lima model kendaraan baru dan menciptakan 5.000 lapangan kerja di pabrik-pabrik kawasan Midwest dalam empat tahun ke depan.
Langkah besar ini, yang sebagian mencakup investasi yang telah diumumkan sebelumnya, dipandang sebagai upaya Stellantis untuk meredam dampak tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Saling Balas Biaya Pelabuhan, Ketegangan AS-China Ancam Jalur Perdagangan Global
Perusahaan memperkirakan tarif tersebut akan menambah biaya operasional sekitar US$1,7 miliar pada tahun ini.
CEO Stellantis Antonio Filosa menyebut komitmen ini sebagai investasi terbesar dalam sejarah perusahaan. Ia mengatakan, perusahaan siap menghadapi perubahan iklim perdagangan global.
“Tarif kini menjadi semakin jelas. Kami memandangnya sebagai variabel bisnis yang harus kami kelola, dan kami siap melakukannya,” ujar Filosa dalam wawancara dengan Reuters, Selasa (14/10/2025).
Saham Stellantis yang terdaftar di bursa AS naik sekitar 4% dalam perdagangan setelah jam bursa.
Baca Juga: Trump Ancam Pindahkan Laga Piala Dunia 2026 dari Boston, Apa Alasannya?
Dorong Produksi dan Buka Pabrik Baru
Investasi tersebut akan memperkuat pabrik Stellantis di Michigan, Illinois, Ohio, dan Indiana. Beberapa fasilitas akan menerima lini produksi model baru, sementara yang lain akan memperluas kapasitas kendaraan yang sudah ada.
Salah satu fokus utama adalah pabrik Belvidere di Illinois, yang sebelumnya ditutup pada 2023. Fasilitas itu akan dibuka kembali pada 2027 dan mulai memproduksi dua model Jeep baru, menciptakan sekitar 3.300 lapangan kerja.
Baca Juga: Cuaca Panas Terik, BMKG Mencatat Suhu Tertinggi Tercatat di Daerah Ini
Presiden serikat pekerja otomotif UAW (United Auto Workers), Shawn Fain, menyambut keputusan tersebut.
“Langkah ini membuktikan bahwa tarif otomotif yang terarah dapat benar-benar mengembalikan ribuan pekerjaan bergaji layak ke Amerika Serikat,” kata Fain dalam pernyataan resminya.
Menurut Sam Fiorani, Wakil Presiden AutoForecast Solutions, keputusan Stellantis untuk memaksimalkan penggunaan pabrik yang sebelumnya kurang produktif menjadi “kabar baik bagi pekerja UAW”.
Upaya Bangkitkan Penjualan di Pasar Domestik
Rencana investasi ini juga menjadi bagian dari strategi Filosa untuk mengembalikan momentum penjualan Stellantis di pasar AS, yang selama beberapa tahun terakhir menurun.
Dealer-dealer mengeluhkan kebijakan era CEO sebelumnya, Carlos Tavares, yang dianggap membuat harga produk Stellantis terlalu tinggi dibanding pesaing, sehingga menekan volume penjualan.
Baca Juga: Ada Masalah Airbag, Stellantis akan Menarik Lebih dari 250.000 Kendaraan di AS
Tavares mundur secara tiba-tiba pada Desember lalu, dan Stellantis baru menunjuk Filosa sebagai penggantinya pada Juni 2025.
Filosa, warga negara Italia yang bergabung dengan perusahaan sejak 1999, kini dihadapkan pada tantangan besar untuk memperbaiki posisi pasar sekaligus menjaga profitabilitas di tengah kebijakan tarif yang agresif dari AS.
Stellantis berencana meluncurkan rencana strategis baru pada kuartal II-2026, setelah sebelumnya sempat menunda pengumuman dari jadwal awal di kuartal pertama.