Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Stok minyak sawit Malaysia pada akhir Desember 2022 kemungkinan menyusut ke level terendah dalam empat bulan karena produksi dan ekspor melambat, sebuah survei Reuters menunjukkan pada hari Kamis.
Stok turun 5,3 persen dari bulan sebelumnya menjadi 2,17 juta ton, terendah sejak Agustus 2022, menurut estimasi dari sembilan pedagang dan analis yang disurvei oleh Reuters. Output turun karena badai tropis dan banjir besar mengganggu panen dan menghantam jalur pasokan di seluruh produsen terbesar kedua CPO di dunia itu.
Produksi turun 3 persen dari November menjadi 1,63 juta ton, terkecil sejak Juli. Ekspor juga turun 1 persen menjadi 1,5 juta ton.
Baca Juga: Simak Proyeksi Harga CPO di Tahun 2023
Permintaan dari China telah menurun dalam beberapa tahun terakhir karena langkah-langkah pengendalian COVID-19 yang ketat, tetapi konsumsi diperkirakan akan pulih perlahan tahun ini karena Beijing beralih dari kebijakan ketatnya.
Namun, infeksi COVID-19 yang mengamuk di negara terpadat di dunia telah menimbulkan keraguan akan pemulihan dalam waktu dekat. Sementara itu, langkah Indonesia membatasi volume ekspor dan meningkatkan penggunaan minyak sawit sebagai biofuel di dalam negeri akan memperketat pasokan global dan mendukung harga.
Seorang analis yang berbasis di Kuala Lumpur mengatakan pada bulan Januari para pedagang akan mengincar permintaan Tahun Baru Imlek dan peningkatan produksi Malaysia.
Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) dijadwalkan akan merilis datanya pada 10 Januari.