kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Jepang menarik turis muslim


Senin, 18 Agustus 2014 / 07:01 WIB
Strategi Jepang menarik turis muslim
ILUSTRASI. Beras premium KONTAN/Baihaki/2/8/2022


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Saat Mohamed Faran mengunjungi Fukuoka pada 2006 lalu, warga muslim Singapura ini hanya bisa mencicipi menu salad dan mi instan selama lima hari kunjungannya ke Negeri Sakura itu.

Sehingga, saat pria berusia 27 taun itu kembali mengunjungi Jepang saat ini, dia bernafas lega karena bisa mencicipi beragam kuliner kas Jepang dengan logo Halal. Sebut saja udon, yakiniku, dan arare. Bahkan dia bisa membawakan makanan tersebut sebagai oleh-oleh bagi kerabat dan koleganya.

Sulitnya mendapatkan makanan halal banyak dikeluhkan oleh warga muslim yang tinggal di Jepang. Namun, kondisi ini mulai berubah saat Negeri Matahari Terbit ini mulai mengambil langkah-langkah strategis untuk mengakomodir makanan halal yang selama ini diabaikan.

Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah Jepang untuk menarik minat wisatawan muslim di antaranya dengan membangun ruangan khusus untuk shalat di sejumlah bandar udara utama Jepang.  Di Kansai International Airport juga terdapat 16 restoran yang dinyatakan bebas daging babi dan bebas alkohol/

Selain itu, sejumlah kota di Jepang seperti Kyoto dan Chiba mulai memperkenalkan makanan tradisional Jepanfg versi halal yang cukup jarang seperti tempura dan daging hiu.

Menagapa menarik minat wisatawan muslim?

Analis mengatakan, langkah pemerintah Jepang untuk menarik turis muslim berkaitan dengan pelaksanaan Olimpiade 2020 di Tokyo Jepang.

"Mayoritas turis yang datang ke Jepang berasal dari Taiwan, Korea Selatan, dan China. Namun, Jepang berencana menarik lebih banyak lagi minat wisatawan dari negara lain," jelas Tomohiko Sawayanagi, Managing Director Jones Lang LaSalle (JLL) Hotels & Hospitality Group di Jepang.

Berdasarkan data JLL, pada Juli 2013, kemudahan pengajuan visa untuk Thailand dan Malaysia menyebabkan turis dari dua negara Asia tersebut meningkat 60% dalam setahun. Ke depannya, Jepang akan melakukan lagkah serupa untuk pelancong dari Indonesia, Filipina, dan India.

Pada 2013, jumlah warga Malaysia yang mengunjungi Jepang mencapai 180.000 oramg, atau naik 36% per tahun. Sementara, turis asal Indonesia melonjak sebesar 35%.

Pertumbuhan ini tidak hanya dipicu oleh kemudahan dalam mendapatkan visa Jepang. Menurut Research Analyst Euromonitor Ayako Homma, faktor lainnya adalah semakin meningkatnya kelompok masyarakat kelas menengah di Asia Tenggara. "Ada juga faktor bertambahnya maskapai dengan tarif rendah dan pelemahan yen," jelasnya.




TERBARU

[X]
×