Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Salah satu pendiri Apple, Steve Jobs, memiliki pendekatan unik dalam menghadapi krisis ekonomi. Saat banyak perusahaan memangkas anggaran dan tenaga kerja selama krisis keuangan 2008, Jobs justru berinvestasi untuk menghadapi tantangan tersebut.
Dua tahun kemudian, Apple meluncurkan iPad, yang menjadi salah satu produk ikonik perusahaan.
Ketidakpastian ekonomi merupakan tantangan besar bagi para pemimpin bisnis. Bahkan, sedikit ketidakpastian dapat menyebabkan harga saham anjlok. Namun, Steve Jobs dikenal mampu menghadapi tantangan tersebut dengan tenang.
Baca Juga: 6 Tips Jago Public Speaking dari Pendiri Apple, Steve Jobs
Pendekatannya dalam menghadapi ledakan dot-com tahun 2000 dan krisis keuangan 2008 menjadi referensi bagi para pemimpin bisnis saat ini.
Dalam wawancara dengan Fortune pada tahun 2008, Jobs menjelaskan strategi Apple dalam menghadapi resesi.
"Yang saya katakan kepada perusahaan kami adalah bahwa kami akan berinvestasi untuk melewati masa krisis," ujarnya.
"Kami tidak akan memberhentikan karyawan. Kami telah berupaya keras untuk membawa mereka ke Apple sejak awal, hal terakhir yang akan kami lakukan adalah memberhentikan mereka," ucapnya.
Baca Juga: CEO Apple Tim Cook Ungkap Pelajaran Berharga dari Steve Jobs dalam Kepemimpinan
Sebagai gantinya, Jobs memilih untuk meningkatkan anggaran penelitian dan pengembangan (R&D).
"Kami akan menaikkan anggaran R&D agar kami dapat mengungguli pesaing kami saat masa krisis berakhir," tambahnya.
Strategi ini terbukti berhasil, sebagaimana yang diterapkan Apple dalam berbagai krisis sebelumnya.
Pada tahun 2003, saat banyak perusahaan masih berusaha pulih dari kejatuhan saham teknologi, Apple merilis iTunes.
Baca Juga: CEO Grow Investments Indonesia Yenwy Wongso: Investasi Adalah Seni
Sementara Nasdaq-100 membutuhkan lebih dari 15 tahun untuk kembali ke puncaknya, Apple terus meluncurkan inovasi seperti iPhone dan App Store.
Saat resesi 2008 melanda, Apple tetap berhasil menjual jutaan telepon pintar dan komputer, hingga akhirnya iPad dirilis pada tahun 2010.
Menurut Harvard Business Review, hanya 9% perusahaan yang berkembang pesat setelah perlambatan ekonomi.
Apple menjadi salah satu contoh sukses perusahaan yang melakukan investasi cerdas saat kondisi sulit, sehingga mampu memimpin pasar.
Apple dan Tantangan Baru
Saat ini, Apple kembali menghadapi tantangan besar. Saham perusahaan mengalami lonjakan terbesar sejak Januari 1998 setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penghentian rencana tarif yang luas. Namun, perang dagang dengan China masih menjadi ancaman serius bagi Apple.
Baca Juga: Bos Apple Bilang Begini Soal Negosiasi Investasi dengan Kemenperin
Kenaikan tarif Trump terhadap barang-barang China hingga 125% berdampak buruk bagi Apple, yang memproduksi sebagian besar produknya di luar negeri.