Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
Dalam studi ini, para peneliti mengaitkan dinamika penyebaran antara orang-orang dengan model tingkat populasi untuk menilai efek pada tingkat reproduksi penyakit, atau nilai R, dari berbagai skenario adopsi masker yang dikombinasikan dengan periode lockdown.
Nilai R mengukur jumlah rata-rata orang yang akan ditularkan oleh satu orang yang terinfeksi penyakit. Nilai R di atas 1 dapat menyebabkan pertumbuhan eksponensial.
Studi ini menemukan bahwa jika orang memakai masker setiap kali mereka berada di depan umum, itu dua kali lebih efektif dalam mengurangi nilai R daripada jika masker hanya dipakai setelah gejala muncul.
Dalam semua skenario yang diteliti, penggunaan masker wajah rutin oleh 50% atau lebih dari populasi mengurangi penyebaran Covid-19 ke R kurang dari 1,0, meratakan gelombang penyakit di masa depan dan memungkinkan lockdown yang kurang ketat.
Baca Juga: Waspada! WHO bilang, 40% penularan virus corona dari orang tanpa gejala
Para ahli yang tidak terlibat langsung dalam studi terbaru di Inggris terbagi atas kesimpulannya.
Brooks Pollock, pakar pemodelan penyakit menular Universitas Bristol, mengatakan kemungkinan dampak masker bisa jauh lebih kecil dari yang diperkirakan.
Sementara Trish Greenhalgh, seorang profesor Universitas Oxford, mengatakan temuan itu menggembirakan dan menyarankan masker "kemungkinan menjadi ukuran populasi yang efektif".