Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Supermarket di Jepang pada tahun 1970-an adalah bisnis kecil. Namun Masatoshi melihat prospek bisnis ini akan besar di masa mendatang. Makanya, Masatoshi tidak ragu mengantarkan Ito Yokado sebagai perusahaan terbuka. Tidak berhenti sampai disitu, diversifikasi bisnis juga dilakukan Masatoshi dengan merambah usaha lain dengan target konsumen berbeda. Sukses di Jepang tidak membuatnya puas, pasar Amerika Serikat (AS) pun dirambahnya.
Perlahan bisnis ritel Masatoshi Ito lewat bendera Ito Yokado berkembang. Seiring geliat bisnis, kebutuhan pendanaan pun makin besar. Salah satu opsi pendanaan yang dilirik Masatoshi adalah lewat bursa saham.
Pada tahun 1973, ia membawa Ito Yokado melantai ke bursa efek Tokyo. Pasca-go public, Masatoshi kian gencar memperkenalkan perusahaannya ke publik. Salah satunya dengan membuat logo perusahaan yang semenarik mungkin dan mudah diingat.
Bukan itu saja, Masatoshi juga semakin ekspansif. Salah satunya melakukan uji coba dengan membuka usaha rumah makan atau restoran yang membidik segmen kelas menegah atas. Uji coba selama satu tahun ini dinilai berhasil dan menjadi langkah awal Masatoshi go international.
Dalam diversifikasi usaha ini Masatoshi menjadikan usahanya di bawah lisensi restoran asal AS Denny's. Baru setelahnya Denny's Japan Co Ltd terbentuk.
Yang unik pilihan untuk brand dari AS ini Masatoshi memilihnya secara spontan. Baginya, merek asal AS lebih familiar dan mencolok jika dibandingkan papan nama bertuliskan huruf kanji Jepang.
Benar saja, rumah makan pertama Denny's pun laku keras di pasaran. Encyclopedia.com menyebut, tidak lama setelah itu restoran Denny's pun menyebar dengan cepat ke kawasan perkotaan Jepang.
Selain restoran, Masatoshi juga menggeber ekspansi di bisnis supermarket. Pasca melantai di bursa, ayah dua anak ini membeli saham supermarket asal Fukushima bernama Benimaru dan kemudian membentuk perusahaan joint-venture antara Ito-Yokado dan Benimaru. Perusahaan joint venture tersebut diberi nama York Benimaru.