Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sulitnya mencari pekerjaan membuat banyak generasi Z memilih melanjutkan pendidikan pascasarjana. Konsultan penerimaan mahasiswa memperkirakan, jumlah mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah S2 meningkat, meski angkanya belum keluar. Kecemasan akan krisis keuangan juga muncul setelah kesulitan mencari pekerjaan, karena banyak pekerjaan digantikan dengan AI.
Tanda-tanda awal krisis keuangan global mulai terlihat dari pasar tenaga kerja yang suram. Sehingga banyak lulusan sarjana di Amerika Serikat (AS) memilih melanjutkan sekolah pascasarjana.
Konsultan penerimaan mahasiswa yang memandu mahasiswa melalui aplikasi, esai, dan persiapan ujian, mengatakan minat melanjutkan belajar pascasarjana meningkat pesat. Angka resmi belum keluar, tetapi firma seperti Kaplan, Ivy Coach, IvyWise, Top Tier Admissions, dan Cambridge Coaching, memperkirakan tahun ini jumlah mahasiswa yang ingin kuliah S2 akan lebih besar.
Baca Juga: BNI Memacu Literasi Keuangan Generasi Z
"Pengaruh nomor satu bagi mahasiswa yang berpikir tentang sekolah pascasarjana adalah kemerosotan ekonomi atau ketidakpastian ekonomi," kata Jayson Weingarten, Konsultan Penerimaan mahasiswa senior di Ivy Coach, dikutip Bloomberg. Dia menambahkan, mahasiswa berpikir ini akan menjadi awal yang baik, setelah pasar kerja membaik.
Sejatinya, angka-angka ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) tetap solid, tetapi perekrutan mempersulit pekerja muda untuk mendapatkan pekerjaan. "Tingkat pengangguran untuk yang berusia 20 hingga 24 tahun mencapai 7,5% bulan lalu, naik 2 poin persentase dari titik terendah pada April 2023, dan membuat kecemasan naik," ujar Weingarten.
Tak hanya itu, banyak pekerja muda merasa posisinya dikalahkan akal imitasi (AI), terutama di bidang seperti pemasaran dan media sosial.
Salah satunya Shyanne Martinez, mahasiswa yang memilih melanjutkan S2 di New Mexico State University. Padahal, ia memiliki pengalaman tahunan sebagai koordinator media sosial. "Kami kini bersaing dengan AI. Perusahaan berhemat dengan pakai AI," ujar dia.
Sarah Thornton, mahasiswa MBA di Louisiana State University (LSU) menambahkan, kini banyak perusahaan memiliki syarat lulusan S2 untuk pekerjaan tingkat pemula. Lulusan Coastal Carolina University tahun 2023 ini menghabiskan waktu hampir setahun untuk melamar lebih dari 50 posisi, sebelum mendaftar di LSU. Ia juga mengganti jurusannya dari Ilmu Kelautan ke Akuntansi, dengan harapan lebih mudah dapat pekerjaan.
Baca Juga: Genjot Laba di 2025, Sido Muncul (SIDO) Incar Generasi Z dan Milenial
Ketidakpastian inflasi, suku bunga dan ekonomi, telah menyebabkan pengusaha mengurangi jumlah karyawan baru dan pekerja yang lebih muda. "Banyak lulusan perguruan tinggi lebih suka bekerja selama beberapa tahun, menyusun resume dan kembali mendaftar ke sekolah pascasarjana, atau mereka langsung melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya," ujar Kristen Willmott, Direktur Penerimaan Mahasiswa Pascasarjana di Top Tier Admissions.
Meski begitu, sekolah pascasarjana bukan tanpa risiko finansial. Banyak yang membiayai kuliah dengan utang. Suku bunga pinjaman sekolah pascasarjana juga lebih tinggi.
Untuk tahun ajaran 2024-2025, suku bunganya hingga 9,08%, dibandingkan dengan 6,53% untuk bunga pinjaman untuk sarjana. "Sangat penting bagi Anda untuk memiliki rencana jangka panjang yang jelas," kata Amit Schlesinger, Direktur Eksekutif di Kaplan, firma layanan pendidikan.