Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ZURICH. Pemilih di Swiss menolak upah minimum regional tertinggi dunia, yakni 22 franc atau US$ 25 per jam.
Berdasarkan pengumuman pemerintah Swiss di Bern pada 18 Mei lalu, proposal dari upah minimum tersebut ditolak oleh 76,3% pemilih. Hasil tersebut sudah diprediksi sebelumnya oleh sejumlah polling, termasuk gfs.bern.
"Pemerintah menyambut baik hasil voting ini. Kondisi itu menunjukkan bahwa Swiss merupakan pusat dari kerja," jelas Menteri Ekonomi Swiss Johann Scneider-Ammann di Bern.
Penolakan dari proposal yang mengajukan pekerja full time digaji setidaknya 4.000 franc per bulan, disebabkan oleh kekhawatiran bahwa Swiss tak lagi dipandang sebagai tempat yang menarik untuk berbisnis.
Di Swiss, sembilan dari sepuluh pekerja full time sudah mendapatkan gaji melebihi 4.000 franc per bulannya. Serikat Pekerja berpendapat upah minimum tersebut memang dibutuhkan pekerja seiring tingginya biaya hidup di negara tersebut. Sebaliknya, perusahaan dan pemerintah menolak kebijakan ini. Mereka berpendapat, upah minimum yang tinggi dapat memukul perekonomian seiring dengan peningkatan angka pengangguran dan mengerek standar pemberian gaji dunia.
Sekadar perbandingan, di Inggris, Perdana Menteri David Cameron telah menaikkan upah minimum menjadi 6,5 poundsterling atau US$ 10,88 per jam. Di AS, Presiden Barack Obama menaikkan upah minimum dari US$ 7,25 per jam menjadi US$ 10,10. Sedangkan Kanselir Angela Merkel di Jerman mendukung upah minimum sebesar 8,5 euro per jam.