Sumber: REUTERS | Editor: Test Test
SINGAPURA/KUALA LUMPUR. Tabrakan yang terjadi antara sebuah kapal tanker dengan sebuah kapal angkut di kawasan perairan Singapura dan Malaysia, Selasa (25/5) pagi, menyebabkan tumpahnya minyak mentah sebanyak 2.000 ton.
Otoritas Pelabuhan dan Kelautan Singapura telah menyiapkan operasi untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut dan menghubungi perusahaan-perusahaan yang mampu mengatasi tumpahan minyak. Otoritas tersebut juga telah menginformasikan tumpahan minyak ini kepada otoritas pengawas pantai Malaysia dan Indonesia. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini.
Tanker berbendera Malaysia MV Bunga Kelana 3 dan kapal angkut MV Waily yang tercatat di St Vincent dan Grenada telah bertabrakan di Selat Singapura. Penjaga Pantai Malaysia mengatakan, tabrakan itu menyebabkan badan tanker robek sehingga muatan berupa minyak mentah jenis Bintulu tumpah ke laut. "Tabrakan itu menyebabkan robekan sepanjang 10 meter di sisi kiri tanker sehingga 2.000 metrik ton minyak mentah tumpah ke laut," kata Komandan Abdul Hadib bin Abdul Wahab.
Paul Lovell, Kepala Komunikasi Korporasi di AET Tanker Holdings Sdn. Bhd. yang memiliki dan mengoperasikan MV Bunga Kelana 3 mengatakan, selain membawa minyak mentah Bintulu, kapal tersebut juga mengangkut minyak yang sudah disuling. AET Tanker Holdings Sdn. Bhd. merupakan anak perusahaan dari MISC Bhd MISC.KL yang merupakan unit dari Petronas.
"Sepertinya tumpahan minyak berasal dari minyak mentah yang jenisnya sangat ringan, jumlah pastinya saya tidak bisa menyebutkan," ujar juru bicara AET Tanker Holdings. Sayangnya, pihak AET enggan menyebutkan siapa pemilik minyak mentah yang diangkut kapal tersebut. MISC mencatatkan MV Bunga Kelana sebagai tanker kelas Aframax yang dibuat tahun 1998 dengan bobot mati 105.784 ton.