Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Perang dagang AS-China mendorong Beijing untuk meningkatkan upayanya untuk mencuri teknologi dan memburu bakat dari Taiwan untuk meningkatkan kemandirian industri semikonduktor Tiongkok, Taipe menyatakan pada Rabu (31/3).
AS telah membidik industri teknologi China selama perselisihan perdagangan yang pahit, memberikan sanksi pada perusahaan-perusahaan termasuk raksasa peralatan telekomunikasi Huawei Technologies Ltd.
Bahkan, Washington mengatakan, perusahaan-perusahaan China adalah ancaman bagi keamanan nasional AS, yang membuat marah Beijing.
Taiwan adalah rumah bagi industri cip yang berkembang dan terkemuka di dunia, dan Taipe telah lama mengkhawatirkan upaya China untuk meniru kesuksesan itu melalui cara yang tidak adil atau curang.
Baca Juga: Jet tempur China mengelilingi Taiwan dalam lanjutan latihan militer
Berbicara pada pertemuan komite parlemen tentang bagaimana menanggapi "rantai pasokan merah", mengacu pada warna Partai Komunis China yang berkuasa, Menteri Ekonomi Taiwan Wang Mei-hua menyebutkan, perang dagang AS-China telah menciptakan risiko baru.
"Dipengaruhi oleh perang teknologi AS-China, perkembangan industri semikonduktor China daratan telah terhambat, namun mereka tetap berkomitmen terhadap perkembangan industri tersebut," katanya, seperti dikutip Reuters.
"Untuk mencapai swasembada dalam rantai pasokan, perburuan dan infiltrasi adalah cara tercepat bagi China daratan untuk melakukan ini," sebut Wang.
Pekerja cip Taiwan memiliki pengalaman yang mendalam dan berbicara dalam bahasa yang sama, yang berarti mereka adalah "target alami perburuan yang telah ditangkap China," imbuh dia.
Baca Juga: Makin tegang, China kirim 20 jet tempur dan pembom ke zona pertahanan Taiwan
Kantor Urusan China untuk Taiwan tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Hu Mu-yuan, Wakil Kepala Biro Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan, upaya China bukan hanya merupakan ancaman bagi Taiwan, tetapi juga Jepang dan Korea Selatan, mengancam perdagangan global dan persaingan yang sehat.
"Selain itu, komunis China mencuri kekayaan intelektual negara lain untuk meningkatkan kekuatan mereka sendiri," ungkapnya, seperti dilansir Reuters.
Taiwan memiliki undang-undang yang ketat untuk mencoba dan mencegah hal itu terjadi.
"Mencegah teknologi kunci Taiwan dan personel berteknologi tinggi agar tidak disusupi oleh rantai pasokan merah telah menjadi tugas penting untuk melindungi daya saing industri kami dan memastikan keamanan ekonomi kami," tegas Hu.