Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan melihat untuk dapat mengakhiri lebih awal karantina wajib untuk semua kedatangan dan telah membuat persiapan yang relevan, Perdana Menteri Su Tseng-chang mengatakan pada hari Jumat (16 September), karena pemerintah terus melonggarkan kontrol yang diberlakukan untuk menahan penyebaran COVID-19.
Taiwan telah mempertahankan aturan masuk dan karantinanya karena sebagian besar negara Asia lainnya telah melonggarkan atau mencabutnya sepenuhnya, meskipun pada bulan Juni itu memangkas jumlah hari yang dihabiskan untuk isolasi kedatangan menjadi tiga dari tujuh hari sebelumnya.
Taiwan telah melaporkan lebih dari 5,7 juta kasus domestik sejak awal tahun, didorong oleh varian Omicron yang lebih menular. Dengan lebih dari 99 persen dari mereka yang tidak menunjukkan atau hanya gejala ringan, pemerintah telah melonggarkan daripada memperketat pembatasan dalam "model Taiwan baru", meskipun belum memberikan batas waktu kapan aturan karantina dapat dihapus.
Baca Juga: Virus Misterius Langya Sebabkan 35 Orang di China Demam, Sakit Kepala, dan Muntah
Su yang mengatakan sementara kasus secara bertahap meningkat pada saat itu sesuai dengan perkiraan.
"Kami juga sedang mempersiapkan pembukaan yang mantap dengan semua kementerian dan departemen," katanya kepada wartawan.
"Jika selama dua minggu (ke depan) dapat dipantau dan prediksi seperti yang kami miliki sebelumnya, jika (kasus) secara bertahap naik dan kemudian melambat, maka kami dapat membuka lebih awal," terangnya.