Sumber: Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara kembali menebar ancaman ke Korea Selatan. Surat kabar Rodong Sinmun, organ partai berkuasa di Korea Utara, mengatakan, penghancuran kantor penghubung antar-Korea baru permulaan.
Rodong Sinmun memperingatkan, bakal ada langkah pembalasan berikutnya terhadap Korea Selatan yang bisa "jauh melampaui imajinasi".
Korea Utara telah menyerang Korea Selatan hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir, menyusul selebaran propaganda anti-Pyongyang yang diterbangkan dari negeri ginseng.
Baca Juga: Pesawat Kim Jong Un terdeteksi terbang di tengah ketegangan antar-Korea, untuk apa?
Pyongyang berikrar, akan berurusan dengan Seoul sebagai musuh, memutus jalur komunikasi lintas batas, dan bahkan meledakkan kantor penghubung antar-Korea pada Selasa (16/6) lalu.
"Ini baru permulaan," kata Rodong Sinmun, Kamis (18/6), seperti dikutip kantor berita Yonhap, mengacu ke penghancuran kantor penghubung. "Suara keadilan yang meledak-ledak yang akan terus keluar bisa jauh melampaui imajinasi mereka yang bersuara tentang apa yang bisa terungkap".
"Kesabaran militer kami sudah habis," ujar surat kabar itu. "Pengumuman militer bahwa mereka sedang mempertimbangkan rencana aksi militer yang terperinci harus ditanggapi dengan serius".
Baca Juga: Makin bergejolak, Korea Utara mulai kirim tentara ke Zona Demiliterisasi
Setelah menghancurkan kantor penghubung, militer Korea Utara semakin meningkatkan ketegangan pada Rabu (17/6), dengan menyatakan, mereka berencana mengirim pasukan ke kompleks industri bersama yang sekarang tutup di kota perbatasan Kaesong dan zona pariwisata Gunung Kumgang di pantai Timur.
Mulai kirim tentara ke Zona Militerisasi
Korea Utara juga mengatakan, akan memulihkan pos-pos penjagaan yang dihapus dari Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua pihak, dan melanjutkan semua jenis latihan militer reguler di dekat perbatasan antar-Korea.
Menurut sumber-sumber militer Korea Selatan kepada Yonhap, beberapa tentara Korea Utara terlihat sedang dikirim ke pos-pos penjagaan yang kosong di dalam zona penyangga tersebut mulai Rabu (17/6) malam.
Rodong Sinmun menyalahkan Korea Selatan karena menyebabkan kekacauan dalam hubungan antar-Korea, dengan gagal mencegah pengiriman selebaran. Mereka menyebutkan, Korea Selatan meninggalkan "kepercayaan dan janji" dan Korea Utara tidak akan membahas lagi hubungan antar-Korea dengan Seoul.
Baca Juga: Jadi ancaman, Donald Trump perpanjang sanksi atas Korea Utara
Korea Utara, bagaimanapun, tidak merilis pernyataan resmi baru pada Kamis (18/6) di tengah kekhawatiran negara komunis itu bisa dengan tenang bersiap untuk melakukan tindakan militer yang mengancam, termasuk pengerahan kembali pasukan ke zona ekonomi perbatasan.
Pada Rabu (17/6), situs pelacak penerbangan Aircraft Spot mengatakan, sebuah pesawat yang digunakan oleh Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terbang dari Pyongyang ke bagian Timur negara itu, memicu spekulasi ia bisa saja menghadiri acara-acara provokatif, seperti peluncuran kapal selam rudal balistik baru.
Militer Korea Selatan telah memperingatkan, Korea Utara akan "membayar mahal" jika itu mengambil tindakan militer.
Baca Juga: Utusan nuklir Korea Selatan mendadak ke AS, apa yang dibicarakan?