kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tegang dengan Turki, Yunani berencana beli senjata termasuk pesawat tempur


Selasa, 01 September 2020 / 17:26 WIB
Tegang dengan Turki, Yunani berencana beli senjata termasuk pesawat tempur
ILUSTRASI. Polisi Yunani di perbatasan Pazarkule Turki dengan Kastanies Yunani, di Edirne, Turki, 29 Februari 2020.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - ATHENA. Yunani sedang dalam pembicaraan dengan Prancis dan negara-negara lain mengenai pembelian senjata untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya, di tengah ketegangan dengan Turki.

"Kami sedang dalam pembicaraan dengan Prancis, dan tidak hanya dengan Prancis, untuk meningkatkan potensi pertahanan negara kami," kata seorang pejabat Pemerintah Yunani, Selasa (1/9), kepada Reuters. 

"Dalam kerangka ini, ada pembahasan yang meliputi pembelian pesawat tempur," sebut dia. 

Baca Juga: Yunani meradang, Turki memperluas eksplorasi gas di Mediterania timur

Sehari sebelumnya, menteri keuangan Yunani mengatakan, negaranya siap untuk menghabiskan sebagian dari cadangan kasnya untuk pembelian senjata dan cara lain yang akan membantu meningkatkan "kekuatan pencegahan", setelah bertahun-tahun pengetatan ikat pinggang dalam pengeluaran pertahanan.

Hanya, pejabat itu menambahkan, belum ada keputusan akhir yang Pemerintah Yunani buat. Media Yunani melaporkan pada Senin (31/8), Athena telah setuju untuk membeli 18 jet tempur Rafale buatan Dassault dari Prancis.

"Tidak ada kesepakatan seperti yang tertulis di beberapa media. Namun, ada pembahasan tentang sejumlah hal," ujar sumber Reuters di Pemerintah Prancis tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Baca Juga: Hubungan dengan Yunani memanas, Turki gelar latihan perang di dekat Siprus

Turki memperpanjang pekerjaan survei

Yunani telah berselisih dengan tetangganya Turki atas berbagai masalah, termasuk klaim yang tumpang tindih untuk sumber daya hidrokarbon di wilayah Mediterania Timur. Ini berdasarkan klaim yang saling bertentangan atas luasnya landas kontinen mereka.

Ketegangan meningkat bulan lalu setelah Ankara mengirim kapal survei seismik Oruc Reis di daerah yang disengketakan di Mediterania Timur, menyusul pakta antara Athena dan Kairo yang meratifikasi perbatasan laut.

Prancis dan Jerman telah mencoba menengahi untuk meredakan ketegangan. Sementara Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis mengadakan dua panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu.

Baca Juga: Turki gelar latihan militer, Erdogan: Kami bertekad lakukan apa pun yang dibutuhkan

Pada Senin (31/8) malam, Turki memperpanjang pekerjaan kapal Oruc Reis hingga 12 September. Keputusan Turki itu datang setelah Uni Eropa menyerukan dialog.

Kementerian Luar Negeri Yunani menyebut pekerjaan tersebut ilegal dan mendesak Turki "untuk berhenti dari kata-kata kasar hariannya serta bekerja untuk keamanan dan stabilitas di kawasan itu".




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×