Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BRASILIA. Pemerintahan Brasil yang kini dikendalikan Wakil Presiden Michel Temer, tengah menyiapkan langkah strategis bagi perekonomiannya. Kabar terbaru, Brasil sedang mengatur pertemuan dengan sejumlah investor dalam rangka penjualan aset-aset negara.
Seperti diberitakan Reuters, Senin (23/5) dari sumber yang tidak ingin dibuka identitasnya terungkap, langkah penjualan aset tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan kas serta memangkas defisit anggaran negara. Kabar itu dibenarkan Willington Moreira Franco.
Kepala Lembaga Pemerintah yang bertugas menarik investasi asing masuk ke Brasil. Dalam pertemuan dengan calon investor nanti, kata Franco, Brasil akan mempromosikan aset-aset yang akan dilepas.
Namun sayang, Franco masih enggan membeberkan nama-nama perusahaan pelat merah Brasil yang akan dilego termasuk waktu pelaksanaannya. Divestasi aset Brasil kali ini mungkin akan menjadi yang terbesar dalam dua dekade terakhir.
Hal ini menyusul penonaktifan Presiden Dilma Sousseff yang tengah diperiksa atas tudingan pelanggaran peraturan anggaran negara. Reuters melaporkan, Franco bersama Menteri Luar Negeri Brasil, Jose Serra akan melakukan roadshow ke sejumlah tempat, seperti New York, London dan kota-kota penting lain di dunia.
Daftar aset yang akan dijual masih disusun. Franco menegaskan, aksi ini juga dalam rangka menciptakan lapangan kerja setelah Brasil didera resesi panjang dan terimbas penurunan harga komoditas.
Dana segar itu bakal mempersempit defisit anggaran yang diprediksi ekonom mencapai 10% dari PDB. Franco enggan menyebut taksiran perolehan dana divestasi tersebut. Namun sumber Reuters menyebut angkanya di kisaran US$ 10 miliar–US$ 20 miliar yang akan diperoleh dalam dua tahun ke depan.
Sejumlah calon investor yang dibidik antara lain Qatar Investment Authority, Abu Dhabi Investment Co PJSC, dan Mubadala Development Co PJSC. Untuk nama aset yang akan dilepas, sumber Reuters bilang, yang menjadi target diantaranya adalah perusahaan distribusi BBM milik Petroleo Brasileiro SA (Petrobas), perusahan listrik Furnas Centrais Eletricas SA, serta perusahaan patungan bersama otoritas bandara Brasil, Infero.