Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Reuters juga menemukan pembangunan fasilitas baru di bandara-bandara sipil Puerto Rico dan St. Croix, termasuk menara kendali udara portabel, sistem radar baru, serta gudang amunisi.
Menurut para analis militer, perbaikan ini memungkinkan peningkatan intensitas pendaratan dan lepas landas pesawat militer, serta memperkuat pengawasan udara terhadap aktivitas penyelundupan narkoba di kawasan.
Hernandez-Roy menilai langkah ini juga dapat mengatasi kelemahan radar di atas wilayah Haiti, jalur transit utama perdagangan kokain dari Amerika Selatan ke AS.
Baca Juga: Panas! Maduro Siap Umumkan Status Darurat Hadapi Ancaman AS
Selain kekuatan udara, armada laut AS juga telah diperkuat dengan 13 kapal perang, lima kapal pendukung, dan satu kapal selam nuklir sejak Agustus. Delapan di antaranya masih berada di kawasan.
Termasuk di dalamnya tiga kapal perusak berpeluru kendali dan kapal rumah sakit USNS Comfort.
Pengerahan ini turut didukung pesawat pembom strategis dan jet tempur siluman F-35. Data penerbangan menunjukkan bomber B-52 dan Lancer milik Angkatan Udara AS beberapa kali terbang di atas Laut Karibia, dekat pantai Venezuela, sepanjang Oktober.
Baca Juga: Dituding Terlibat Kartel Narkoba, AS Naikkan Hadiah Penangkapan Maduro
Walau tujuan akhir pengerahan ini belum diumumkan secara resmi, pengamat menilai semua unsur militer sudah berada di tempat untuk memungkinkan operasi di wilayah Venezuela. Presiden Trump bahkan memberi sinyal arah kebijakan tersebut minggu lalu. “Langkah berikutnya adalah daratan,” katanya.













