Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Puluhan orang tewas dalam insiden tersebut meskipun terdapat perbedaan pendapat yang tajam dari otoritas kesehatan Palestina, yang mengatakan sebagian besar korban tewas ditembak mati dan Israel mengatakan sebagian besar terinjak-injak hingga tewas atau tertabrak truk karena panik.
Sebagian besar bantuan yang masuk ke Gaza disalurkan oleh Israel di Kerem Shalom, sebuah stasiun bea cukai di titik perbatasan antara Mesir, Israel dan Gaza dan kemudian dibawa melalui kota Rafah di selatan, titik penyeberangan penumpang utama antara Mesir dan Gaza.
Namun ketika lembaga-lembaga bantuan kesulitan mendistribusikan bantuan, hal ini menjadi semakin problematis dan semakin banyak tuntutan dari negara-negara besar termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa agar lebih banyak titik persimpangan dibuka.
Baca Juga: PBB Akhirnya Mendapat Rute Baru untuk Mengirim Bantuan ke Gaza Utara
Amerika Serikat telah melakukan pengiriman makanan darurat melalui udara ke Gaza dan berupaya membuka koridor maritim ke wilayah kantong tersebut.
Sebuah kapal yang membawa bantuan saat ini mendekati Gaza dalam uji coba pengiriman maritim, yang diperkirakan akan ditindaklanjuti dengan upaya militer AS untuk mendirikan dermaga di pantai Gaza yang memungkinkan distribusi hingga dua juta makanan sehari.