Sumber: money.cnn | Editor: Mesti Sinaga
Sebanyak 5 juta pekerjaan di negara-negara ekonomi maju akan hilang dalam 5 tahun ke depan akibat kemajuan teknologi.
Kemajuan pesat dalam pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence), robotik dan bio-teknologi akan mengubah wajah bisnis di dunia, sama seperti yang dulu terjadi dalam revolusi industri.
Hal ini disampaikan World Economic Forum dalam sebuah laporan yang dipublikasikan Senin (18/1).
Dampak revolusi teknologi menjadi pembahasan utama dalam pertemuan tahunan para pemimpin dan tokoh bisnis dunia yang berlangsung pekan ini di Davos.
Forum tersebut menyebutkan, pekerjaan di bidang administrasi dan pekerjaan kantoran lainnya (white collar office jobs) merupakan pekerjaan yang paling terancam dalam ‘ revolusi industri keempat’.
World Economic Forum mengambil kesimpulan tersebut setelah melakukan survei terhadap lebih dari 350 perusahaan terbesar di 15 negara. Ekonomi ke-15 negara yang disurvei ini menyumbang 65% terhadap total tenaga kerja dunia.
Survei tersebut menunjukkan, 7,1 juta lowongan kerja di negara-negara kaya akan hilang akibat redundensi dan otomatisasi.
Sementara kemajuan teknologi hanya akan menghasilkan 2,1 juta peluang kerja baru di sektor teknologi, profesional dan media. Dus, secara keseluruhan 5 juta lowongan kerja akan lenyap.
“Negara-negara harus melakukan investasi transformasi sumber daya manusianya agar bisa mengikuti perubahan zaman dan mencegah minimnya tenaga bermutu, pengangguran massal dan tumbuhnya kesenjangan,” ujar Klaus Schwab, Pendiri dan Pimpinan World Economic Forum.
Investasi dalam pendidikan dan menjalankan program pengajaran bagi para orang tua khususnya tentang mempersiapkan masa depan anak-anak mereka, merupakan langkah awal yang harus ditempuh.
Maklum, sekitar 65% anak-anak yang saat ini berada di tingkat sekolah dasar, kelak akan melakukan pekerjaan yang saat ini bahkan belum ada.
Karena itulah, pelatihan untuk mempersiapkan masa depan mereka menjadi hal yang sangat penting sekarang ini.
Selain itu, mempertahankan keragaman sumber daya manusia, dalam hal gender, etnik dan umur, juga akan menjadi hal vital bagi perusahaan yang ingin sukses dalam dunia yang berubah sangat cepat.