kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Teleskop Webb Dokumentasikan Kematian Planet Asing yang Jatuh ke Bintang Induknya


Sabtu, 12 April 2025 / 15:26 WIB
Teleskop Webb Dokumentasikan Kematian Planet Asing yang Jatuh ke Bintang Induknya
Konsep seorang seniman menunjukkan cincin gas panas yang tersisa setelah sebuah bintang melahap sebuah planet, dalam ilustrasi yang tidak bertanggal ini. Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA mengamati cincin seperti itu dan juga menemukan awan debu dingin yang mengembang menyelimuti pemandangan itu. NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI)/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Meski demikian, para peneliti belum dapat memastikan secara pasti bagaimana planet tersebut berakhir setelah jatuh ke bintang.

“Dalam astronomi, kita tidak bisa melakukan eksperimen langsung seperti menabrakkan planet ke bintang di laboratorium. Tapi kita bisa merekonstruksi kejadian ini lewat pemodelan komputer,” tambah MacLeod.

Tidak ada planet di tata surya kita yang berada cukup dekat dengan matahari sehingga orbitnya meluruh secara alami seperti dalam kasus ini. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa bukan tidak mungkin hal serupa terjadi pada masa depan.

Sekitar lima miliar tahun dari sekarang, matahari diperkirakan akan memasuki fase raksasa merah dan mungkin akan menelan planet-planet terdalam seperti Merkurius, Venus, bahkan Bumi. Dalam fase ini, matahari akan melepaskan lapisan luarnya dan menyisakan inti berupa katai putih.

Baca Juga: Tidak Punya Biaya Cukup untuk Suntik Mati PLTU, PLN Minta Dukungan Internasional

“Pengamatan ini memberi petunjuk bahwa planet-planet mungkin lebih berisiko mengalami kehancuran akibat perlahan tertarik ke bintang induknya, ketimbang hanya karena ekspansi bintang menjadi raksasa merah,” kata Lau.

Namun ia menambahkan, tata surya kita tampaknya cukup stabil untuk saat ini, sehingga risiko serupa tampaknya masih sangat jauh. Yang perlu diperhatikan hanyalah fase akhir matahari kelak.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×