Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
Tang Shao-cheng, seorang spesialis hubungan internasional di National Chengchi University Taiwan, mengatakan perubahan kata-kata dan nada dari bagian laporan kerja tersebut dapat dilihat sebagai peringatan bagi Partai Progresif Demokratik yang berpihak pada kemerdekaan.
"Tidak menyebutkan 'perdamaian' menyarankan Beijing mempertimbangkan penyatuan baik dengan cara damai maupun dengan kekerasan," kata Tang.
Baca Juga: Panas, Rusia dan AS saling tuduh telah melanggar perjanjian mata-mata Open Skies
Sementara Derek Grossman, seorang analis dari think tank yang berbasis di AS Rand Corporation, mengatakan Beijing akan terus memberikan tekanan pada pulau itu menggunakan cara diplomatik, militer, ekonomi dan psikologis.
"Beijing akan terus mengirim pesawat militer di dekat pulau dan dapat memutuskan untuk mengakhiri Perjanjian Kerangka Kerja Sama Ekonomi yang tetap aktif terlepas dari pemilihan Tsai pada 2016. Beijing dapat mencuri satu atau lebih mitra diplomatik dari Taipei. Saya melihat tindakan seperti ini akan terjadi,” kata Grossman.