Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MEXICO CITY. Pandemi virus corona di Meksiko menjadi catatan kelam bagi tenaga medis. Kamis (3/9), Amnesty International melaporkan, jumlah tenaga medis yang meninggal akibat virus corona di Meksiko adalah yang tertinggi di dunia.
Setidaknya ada 7.000 tenaga medis di seluruh dunia telah meninggal setelah terinfeksi virus corona, termasuk 1.320 di antaranya berasal dari Meksiko, kata Amnesty International dalam laporannya.
Negara lain dengan angka kematian tinggi termasuk Amerika Serikat (AS), Brazil dan India. Di mana angka kematian tenaga kesehatan di masing-masing negara tersebut mencapai 1.077, 634 dan 573.
Baca Juga: Update Corona di Indonesia: Kamis 3 September, sehari tambah 3.622 kasus baru
"Berbulan-bulan setelah pandemi, petugas kesehatan masih meninggal dengan kecepatan yang mengerikan di negara-negara seperti Meksiko, Brasil, dan AS," kata Steve Cockburn, Head of Economic and Social Justice Amnesty International.
"Harus ada kerja sama global untuk memastikan semua petugas kesehatan diberikan alat pelindung yang memadai, sehingga mereka dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri."
AS, Brasil, dan India telah mendaftarkan jumlah kematian keseluruhan tertinggi dan kasus yang dikonfirmasi. Berdasarkan data Reuters, ketiga negara tersebut telah mencatat lebih dari 14 juta kasus virus corona dan hampir 387.000 kematian hingga saat ini.
Analisis Reuters terhadap data pemerintah Meksiko pada bulan Agustus menemukan bahwa risiko kematian petugas kesehatan di Meksiko empat kali lebih tinggi daripada di AS dan delapan kali lebih tinggi daripada di Brasil.
Baca Juga: Robert Pattinson dikabarkan positif Covid-19, produksi film 'The Batman' dihentikan
Meksiko telah mencatat lebih dari 610.000 kasus dan hampir 66.000 kematian. Pemerintah Meksiko awal pekan ini mengatakan, 102.494 petugas kesehatan telah tertular virus corona dan jumlah kematian meningkat menjadi 1.378.
Amnesty International meminta lebih banyak bantuan untuk para pekerja. Seperti yang terjadi di Brasil, di mana para profesional kesehatan tersebut mengeluh tentang kurangnya peralatan perlindungan.
"Sepanjang pandemi, pemerintah telah memuji petugas kesehatan sebagai pahlawan, tetapi cincin ini hampa ketika begitu banyak pekerja yang meninggal karena kurangnya perlindungan dasar," tambah Cockburn.