kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.937.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.403   50,00   0,31%
  • IDX 7.001   -107,29   -1,51%
  • KOMPAS100 1.016   -20,17   -1,95%
  • LQ45 779   -14,04   -1,77%
  • ISSI 228   -3,38   -1,46%
  • IDX30 404   -7,92   -1,92%
  • IDXHIDIV20 474   -8,71   -1,80%
  • IDX80 114   -2,17   -1,87%
  • IDXV30 116   -2,39   -2,01%
  • IDXQ30 130   -2,11   -1,59%

Tercepat di dunia, China luncurkan kereta maglev dengan kecepatan 600 km/jam


Selasa, 20 Juli 2021 / 15:49 WIB
Tercepat di dunia, China luncurkan kereta maglev dengan kecepatan 600 km/jam
ILUSTRASI. Sebuah lokomotif prototipe menggunakan teknologi maglev superkonduktor suhu tinggi (HTS) diluncurkan di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, China, 13 Januari 2021.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. China pada Selasa (20 Juli) meluncurkan kereta maglev yang mampu mencapai kecepatan tertinggi 600 kilometer per jam.

Melansir Reuters mengutip media pemerintah China, kecepatan maksimum akan membuat kereta, yang dikembangkan sendiri oleh China dan diproduksi di Kota Qingdao, itu menjadi kendaraan darat tercepat di dunia.

Menggunakan gaya elektro-magnetik, kereta maglev "melayang" di atas lintasan tanpa kontak antara badan dan rel.

China telah menggunakan teknologi ini selama hampir dua dekade dalam skala yang sangat terbatas. Shanghai memiliki jalur maglev pendek dari salah satu bandara ke kota.

Baca Juga: Varian Delta menyebar, China laporkan kasus harian tertinggi COVID-19 sejak Januari

Meskipun belum ada jalur maglev antarkota atau antarprovinsi di China yang bisa memanfaatkan kecepatan yang lebih tinggi dengan baik, beberapa kota termasuk Shanghai dan Chengdu telah mulai melakukan penelitian.

Dengan kecepatan 600 km/jam, hanya perlu 2,5 jam perjalanan dari Beijing ke Shanghai dengan kereta maglev, perjalanan dengan jarak lebih dari 1.000 km.

Sebagai perbandingan, perjalanan akan memakan waktu 3 jam dengan pesawat dan 5,5 jam dengan kereta api berkecepatan tinggi.

Negara-negara lain, mulai Jepang hingga Jerman, juga mencari cara untuk membangun jaringan maglev, meskipun biaya tinggi dan ketidakcocokan dengan infrastruktur lintasan saat ini tetap menjadi rintangan bagi perkembangan pesat.

Selanjutnya: China latihan pendaratan amfibi, sehari pasca pesawat militer AS mendarat di Taiwan




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×