kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,70   9,30   1.03%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terkena Covid-19 gelombang kedua, ini yang dilakukan Israel


Senin, 14 September 2020 / 06:57 WIB
Terkena Covid-19 gelombang kedua, ini yang dilakukan Israel
ILUSTRASI. Terkena Covid-19 gelombang kedua, ini yang dilakukan Israel


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Tel Aviv. Sejumlah negara melakukan isolasi wilayah atau lockdown karena penyebaran virus corona yang semakin parah. Salah satunya adalah Israel yang akan menerapkan lockdown kembali pada Jumat (18/9/2020), untuk menahan penyebaran virus corona setelah gelombang kasus barunya meningkat hingga melewati 4.000 pada pekan lalu.

Melansir Reuters pada Senin (14/9/2020), Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan hal itu pada Minggu, yang mana ia melanjutkan bahwa lockdown skala nasional itu akan dilangsungkan selama 3 minggu per Jumat pekan ini. Selama lockdown, yang terjadi di musim liburan tinggi Yahudi, orang Israel harus tinggal di dalam rumah dengan tetap menjaga jarak 500 meter.

Namun, mereka tetap dapat melakukan perjalanan ke luar rumah untuk ke bekerja, yang mana akan diizinkan secara terbatas. Sekolah dan pusat perbelanjaan akan ditutup, tetapi supermarket dan apotek tetap buka.

Sektor publik akan beroperasi dengan lebih sedikit staf, tetapi kantor dan bisnis non-pemerintah tidak perlu tutup, selama mereka tidak menerima pelanggan. Pertemuan di dalam ruangan dibatasi untuk 10 orang dan tidak lebih dari 20 orang di luar ruangan.

Baca juga: Katalog promo Tupperware September 2020, diskon 20% & 40% bowl set

"Saya tahu langkah-langkah itu akan berat bagi kita semua. Ini bukan jenis liburan yang biasa kita lakukan. Dan kita pasti tidak akan bisa merayakannya dengan keluarga besar kita," kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi.

Kementerian Keuangan mengatakan lockdown akan merugikan ekonomi, yang akan jatuh ke dalam resesi setelah virus corona, diperkirakan 1,88 miliar dollar AS (Rp ). Netanyahu, yang telah menghadapi kritik yang meningkat atas penanganannya terhadap krisis virus corona, mengatakan dia menginstruksikan menteri keuangannya untuk membuat paket ekonomi baru yang dapat membantu bisnis yang rugi karena lockdown.

Israel mengumumkan lockdown yang lebih ketat pada April lalu, ketika virus pertama kali muncul. Setelah itu, dilaporkan kasus harian virus corona turun menjadi 2 digit di antara populasi 9 juta negara berbendera bintang daud itu.

Namun, ketika aktivitas ekonomi dibuka kembali, infeksi harian virus corona melonjak, melewati 4.000 pada pekan lalu. Pada Sabtu (12/9/2020), terdapat 2.715 kasus baru dilaporkan. Sejak wabah dimulai, yang menewaskan 1.108 orang.

Baca juga: 5 Daftar minuman dan makanan penyebab kanker usus

Sistem kesehatan negara "mengibarkan bendera merah" beberapa hari yang lalu, mendorong pemerintah untuk bertindak, kata Netanyahu. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Hezi Levy, mengatakan dalam sebuah wawancara radio sebelumnya pada Minggu bahwa "puluhan daerah sedang berada dalam kondisi morbiditas."

"Kami harus memberlakukan pembatasan yang ketat, untuk masyarakat dapat membendung gelombang (penyebaran virus corona) ini dan tidak membawa kami ke dalam jurang," kata Levy.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Israel Lockdown Lagi Setelah Kasus Baru Lewati 4.000 Pekan Lalu",

Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca

Selanjutnya: Hanya Rp 44 juta, lelang mobil dinas Kemendag Suzuki Grand Vitara 2007, ini linknya




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×