CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ternyata ini alasan China yang membuat IPO jumbo Ant Group jadi terganjal


Senin, 09 November 2020 / 13:48 WIB
Ternyata ini alasan China yang membuat IPO jumbo Ant Group jadi terganjal
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Employees are seen at the reception desk of Ant Financial Services Group, Alibaba's financial affiliate, at its headquarters in Hangzhou, Zhejiang province, China January 24, 2018. Picture taken January 24, 2018. REUTERS/Shu Zhang/File Photo


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Langkah Pemerintah China menghentikan debut pendaftaran saham perdana Ant Group Co.berpotensi mengurangi nilai raksasa fintech tersebut hingga setengahnya. Valuasi saham Ant sebelum initial public offering (IPO) sebesar US$ 280 miliar. Itu artinya nilai pasar Ant berpotensi akan turun hingga US$ 140 miliar.

Penurunan valuasi juga berarti potensi penurunan komisi yang akan didapat bank investasi seperti China International Capital Corp yang mengandalkan rejeki nomplok dari rencana IPO jumbo Ant. Kegagalan IPO ini juga akan membuat tenaga perusahaan milik miliarder Jack Ma itu berkurang untuk melakukan akuisisi. 

Mengutip Bloomberg, Senin (9/11), dalam langkah drastis, Pemerintah China memutuskan menghentikan rencana penjualan saham Ant senilai US$ 35 miliar pada minggu lalu, atau hanya beberapa hari sebelum raksasa fintech itu akan go public di Shanghai dan Hong Kong. 

Baca Juga: IPO Ant Group batal, investor ritel mengaku kapok

Sejauh ini perwakilan Ant menolak berkomentar. Tapi sebelumnya Ma sempat dipanggil oleh regulator China untuk "wawancara pengawasan". Itu beberapa hari sebelum Pemerintah China menemukan serangkaian kekurangan yang mungkin memerlukan perombakan di internal Ant.

Menurut Morningstar Inc, berdasarkan peraturan baru China yang diusulkan, aturan itu dapat memaksa Ant untuk mempertebal modalnya agar mendapat izin meminjamkan dana ke publik dan mendapat izin operasi di seluruh negeri. 

Ant akan membutuhkan modal tambahan untuk memenuhi tuntutan peraturan yang lebih ketat. Perusahaan pemberi pinjaman online seperti Ant kemungkinan diminta untuk menyediakan setidaknya 30% sumber dana yang akan dialokasikan untuk pinjaman. 

Baca Juga: Regulator: Penangguhan IPO Ant Group untungkan pasar modal jangka panjang

Sementara saat ini dana Ant hanya sekitar 2% dari jumlah penyaluran pinjaman yang berada di neraca Ant. Selama ini dana yang Ant gunakan untuk menyalurkan pinjaman ke masyarakat sebagian besar dari pendanaan mitra bank.

Menurut Morningstar, jika aturan itu disahkan, untuk mengamankan hampir CNY 1,8 triliun pinjaman yang belum dilunasi, Ant perlu menjaminkan kreditnya sendiri sebesar CNY 540 miliar. 

Bantuan Alibaba

Ant memiliki sekitar CNY 80 miliar uang tunai pada akhir Juni 2020. Informasinya, persyaratan pemenuhan modal ini diharapkan memiliki masa tenggang sampai tiga tahun. Meski begitu, tetap saja Ant harus cari cara untuk memenuhi aturan baru China tersebut. 

Leon Qi, analis Daiwa Capital Markets berpendapat, agar Ant dapat memenuhi beberapa tuntutan regulasi, salah satu solusi yang lebih realistis adalah afiliasi dengan Alibaba Group Holding Ltd. Jadi Alibaba bisa menyuntikkan CNY 20 miliar hingga CNY 40 miliar ke Ant.  

Baca Juga: IPO Ant Group ditunda, Jack Ma harus rela kehilangan Rp 43 triliun

Meski demikian, perkiraan untuk penilaian dan kebutuhan modal juga masih terlalu awal. Pukulan terhadap Ant dapat lebih ringan jika aturan akhir tidak terlalu ketat. Jain dari Aletheia Capita melihat, jika Ant dapat membuktikan bisa menangani tekanan regulasi atau dapat menilai risiko dengan lebih baik, maka nilai perusahaan bisa meningkat lagi.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×