Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand menerima sekelompok wisatawan dari China pada Selasa, kedatangan pertama seperti itu sejak penerbangan komersial dilarang pada April untuk memerangi pandemi virus corona, para pengunjung tampaknya tidak terpengaruh dengan meningkatnya demonstrasi jalanan di Bangkok.
Tiga puluh sembilan turis dari Shanghai tiba pada Selasa malam, wakil direktur Bandara Suvarnabhumi utama negara itu, Kittipong Kittikachorn, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Televisi publik Thailand menunjukkan turis bermasker keluar dari bandara, dengan petugas mengenakan peralatan pelindung lengkap menyemprot koper mereka dengan desinfektan. Di luar, beberapa turis mengenakan pelindung wajah dan sarung tangan karet saat mereka bersiap untuk naik bus ke hotel mereka.
Kedatangan itu terjadi karena pengunjuk rasa anti-pemerintah terus menentang larangan pertemuan setelah pihak berwenang mengumumkan situasi darurat yang parah di Bangkok.
Kerusuhan itu tidak mempengaruhi minat pelancong ke negara itu, kata Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand Yuthasak Supasorn kepada Reuters. "Sejauh ini tidak ada pembatalan atau pertanyaan tentang itu dan orang-orang mengikuti beritanya," katanya.
Demonstrasi yang dipimpin mahasiswa dengan jumlah 10.000 orang telah menduduki persimpangan selama berjam-jam sebelum bubar dengan damai. Dalam satu insiden pekan lalu, meriam air digunakan pada para demonstran.
Baca Juga: Thailand bredel stasiun TV karena sering siarkan unjuk rasa
Negara yang bergantung pada pariwisata itu hanya bisa menarik 6,7 juta pengunjung asing tahun ini, kata pemerintah, kurang dari seperlima dari rekor 39,8 juta pada 2019.
Pemerintah melarang penerbangan komersial pada bulan April untuk mencegah COVID-19, dan sebagian besar kasus baru adalah orang Thailand yang kembali kekampung halamannya. Negara tersebut telah melaporkan total 3.700 infeksi.
Pendatang baru dengan visa khusus 90 hari dan harus dikarantina selama dua minggu tujuh hari di kamar hotel mereka dan tujuh hari di halaman hotel mereka serta tes negatif tiga kali sebelum mereka dapat bergerak bebas. "Setelah lulus, mereka akan dapat pindah ke tujuan lain (di Thailand)," kata Menteri Pariwisata Phiphat Ratchakitprakarn di televisi Thai PBS.
Gelombang kedua yang terdiri dari 147 turis dari Guangzhou, Cina, dijadwalkan tiba pada 26 Oktober, dengan lebih banyak lagi akan tiba bulan depan. “Musim dingin akan datang sehingga lebih banyak turis dari negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Korea dan Jepang juga ingin datang mengunjungi kami sekitar waktu ini,” kata Phiphat.