kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Thailand menggenjot infrastruktur


Jumat, 09 September 2016 / 06:05 WIB
Thailand menggenjot infrastruktur


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BANGKOK. Pemerintah Thailand akan mengerek pertumbuhan ekonomi dengan cara berinvestasi besar-besaran di sektor infrastruktur. Thailand menganggarkan dana sekitar US$ 40 miliar untuk proyek infrastruktur. Namun, hingga kini jumlah yang dibelanjakan masih kurang dari 1%. Salah satu proyek besar yang akan digarap adalah jalur rel Thai Chinese.

Proyek tersebut berjalan setelah 13 kegagalan pertemuan bilateral. Perbedaan pendapat atas biaya, cara pembiayaan dan hak atas tanah membuat proyek ini tak juga jalan. Kini, Thailand memantapkan hati untuk memulai proyek jalur rel sendiri.

Junta militer alias Dewan Nasional Perdamaian dan Ketertiban yang menguasai Thailand lewat kudeta pada 2014 telah menyetujui beberapa proyek. Ada 20 usulan proyek besar hingga tahun 2022.

Menteri Transportasi Thailand memperkirakan proyek tersebut menelan biaya THB 1,41 triliun setara dengan US$ 40,63 miliar. Hingga 19 Agustus 2016, pemerintah baru mencairkan sekitar THB 11,3 miliar atau 0,8% dari total.

Ekonom Bank Dunia, Kiatipong Ariyapruchya seperti dikutip Reuters mengatakan, anggaran tersebut berpotensi tidak terserap seluruhnya. "Ada risiko Thailand tidak bisa melaksanakan semua rencana infrastruktur publik," ujar dia.

Penyebabnya adalah lambatnya pengadaan proyek, serta panjangnya proses persetujuan dan penilaian dampak lingkungan. Akibatnya, peringkat infrastruktur Thailand dalam indeks daya saing global forum ekonomi dunia jatuh.

Jika pada tahun 2006-2007, Thailand ada di peringkat ke 38 pada tahun 2015-2016 jatuh ke level 44. Sementara Indonesia, justru naik dari 89 menjadi 62 pada periode yang sama.

Pada semester I-2016, pertumbuhan ekonomi Thailand naik tipis dibantu investasi pemerintah yang tinggi. Tapi ekspor dan konsumsi domestik melemah. Investasi swasta juga turun dalam tiga tahun terakhir.

Menteri Keuangan Thailand Apisak Tantivorawong mengatakan, tanpa investasi swasta pemulihan ekonomi akan lambat. Karena itu, Bank Sentral Thailand memilih mempertahankan suku bunga mendekati rekor terendah selama lebih dari setahun.

Investasi publik masih tumbuh 30% menjadi THB 865 miliar dari akhir tahun lalu. Bank of Thailand memprediksi, pertumbuhan ekonomi Thailand pada tahun ini bisa mencapai 3,1%.

Sementara itu, Bank Dunia melihat pertumbuhan ekonomi Negeri Gajah Putih hanya 2,5% dari tahun lalu sebesar 2,8%.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×