Sumber: Bloomberg | Editor: Didi Rhoseno Ardi
BANGKOK. Thailand kini punya Perdana Menteri (PM) baru. Pemimpin partai oposisi yang membekingi aksi demonstrasi anti pemerintahan dengan menutup bandara Bangkok selama delapan hari, Abhisit Vejjajiva, terpilih menjadi PM. Abhisit mendapatkan suara mayoritas di parlemen untuk menjadi PM Thailand ketiga dalam empat bulan terakhir.
Setidaknya, 219 anggota parlemen memberikan suaranya kepada Abishit. Hal ini terjadi setelah Partai Demokrat membujuk beberapa anggota parlemen pemerintah sebelumnya untuk mendukung Abishit. Tujuannya tak lain untuk mencegah agar para demonstran tidak kembali melakukan aksi turun ke jalan. Abhisit, 44 tahun, menggantikan Somchai Wongsawat yang didiskualifikasi pada 2 Desember lalu oleh pengadilan tinggi setempat.
“Abhisit tidak pernah ditindak dan dituduh melakukan sesuatu. Jadi, dia merupakan salah satu anggota parlemen yang paling kredibel. Banyak warga yang berharap dia dapat bertahan lebih lama dibanding pendahulunya di posisi saat ini sehingga dapat memerintah Parlemen dan menggelar pemilihan baru,” jelas Prudhisan Jumbala, dosen ilmu politik Chulalongkorn University.
Abhisit sudah diberikan kewenangan oleh para demonstran yang memimpin kampanye selama 193 hari terhadap People Power Party. Selain itu, dia juga sudah mendapatkan dukungan dari pimpinan atas militer dan kelompok bisnis yang juga sangat menginginkan stabilitas politik.
Guncangan politik yang tak kunjung selesai membuat perekonomian Negeri Gajah Putih itu amburadul. Tingkat kepercayaan konsumen pada bulan November jatuh ke level terendah dalam enam tahun terakhir setelah para demonstram menutup paksa bandara Bangkok. Selain itu, resesi global juga membuat tingkat ekspor semakin tergerus.