Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve (The Fed) diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga mendekati nol selama tiga tahun atau lebih dan nilai neraca akan melonjak di atas US$ 10 triliun. Hal ini dilakukan untuk menghidupkan kembali ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah badai resesi menurut para ekonom dalam survei Bloomberg.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (24/4) lebih separuh dari 31 responden pada jejak pendapatan 20-23 April 2020 memperkirakan kisaran target untuk tingkat dana The Fed yang sekarang mencapai 0 – 0,25% dan diramalkan tidak akan naik hingga 2023. Sementara 22% responden lainnya menyebut sebelum tahun 2022.
Baca Juga: Korea Selatan: Kemungkinan Kim Jong Un berusaha menghindari virus corona
Ketika ditanya di mana posisi neraca akan memuncak, mereka mengestimasi US$ 10 triliun dengan nilai rata-rata sebesar US$ 10,9 triliun. Hingga April 2020, nilai neraca The Fed telah mencapai US4 6,57 triliun karena didorong oleh pembelian treasury dan sekuritas pada (11/4) senilai US$ 1,64 triliun untuk membantu menenangkan pasar kredit yang hampir tidak bergerak sejak bulan lalu.
The Fed juga segera meluncurkan sejumlah fasilitas kredit yang kemampuan pinjamannya mencapai triliunan lebih. Pinjaman tersebut ditunjukkan secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan – perusahaan di negara bagian dan kota.
Responden memiliki harapan terbatas untuk perubahan besar terhadap agenda Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dilaksanakan pada 28-29 April. Mayoritas responden yakni 90% dan 87%, mengatakan tidak mengharapkan pembuat kebijakan menawarkan panduan tambahan tentang berapa lama mereka berniat mempertahankan suku bunga mendekati nol, atau pada laju pembelian aset skala besar di masa depan.
Kepala Ekonom divisi keuangan AS di Oxford Economics Kathleen Bostjancic menyebut, The Fed akan menekankan bahwa mereka mampu dan siap untuk mengambil lebih banyak tindakan sesuai kebutuhan, tetapi tidak mengantisipasi langkah-langkah baru minggu depan.
Baca Juga: Jelang pertemuan The Fed dan ECB, harga emas di pasar spot jatuh ke US$ 1.600
"Kami juga tidak mengharapkan mereka untuk memberikan lebih banyak panduan daripada yang dapat mereka berikan ketidakpastian yang luas di sekitar prospek,” tambahnya.
Pada 15 Maret, FOMC mengatakan akan mempertahankan suku bunga rendah sampai ekonomi telah melewati peristiwa baru-baru ini dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai sasaran pekerjaan maksimum dan stabilitas harga.
Pada tanggal 23 Maret, para pejabat menyatakan akan membeli obligasi dan surat berharga berjaminan hipotek atau kredit perumahan (MBS) dalam jumlah yang dibutuhkan demi mendukung kelancaran pasar.
Baca Juga: Pokemon Journeys: The Series siap tayang di Netflix mulai Juni 2020
Para ekonom memperkirakan pejabat akan mengalihkan beberapa pembelian aset untuk menargetkan hasil spesifik pada jatuh tempo treasury tertentu di mana kebijakan ini dikenal sebagai kontrol kurva hasil.
Mereka memberi nilai tinggi kepada The Fed dan Ketua The Fed Jerome Powell atas penanganannya terhadap krisis ekonomi sejauh ini. Ditanya tentang ruang lingkup fasilitas pinjaman darurat bank sentral, 90% responden mengatakan The Fed telah mendapatkan tanggapannya yang benar.
Dalam pertanyaan terpisah, hanya 24% mengatakan The Fed seharusnya tidak memperpanjang pembelian investasi darurat untuk memasukkan obligasi yang akan memberikan kontribusi berarti bagi pengambilan risiko oleh investor di masa depan.
Sementara untuk Powell, sebanyak 88% ekonom mengira ia telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam mengkomunikasikan tindakan Fed di masa krisis.
Baca Juga: IHSG diprediksi menguat, berikut rekomendasi saham untuk perdagangan Selasa (28/4)
Responden memberi peringkat utama terhadap pemulihan ekonomi pasca-virus. Nomor satu adalah penghapusan pembatasan mobilitas sosial dan kegiatan ekonomi yang terlalu cepat, diikuti oleh kemungkinan bahwa banyak orang Amerika mungkin tidak melanjutkan perilaku normal bahkan setelah pembatasan itu dicabut.