Reporter: Dyah Megasari, The Wall Street Journal |
WHASINGTON. Perbankan di Amerika Serikat (AS) kukuh mengetatkan pemberian kredit kepada investor sepanjang 2011 hingga awal 2012. Meskipun, sejatinya permintaan kredit tersebut meningkat, bank masih mengkhawatirkan krisis global yang menghinggapi Benua Biru.
Kondisi ini menjadi ilustrasi bahwa situasi Eropa menjadi salah satu penghambat pemulihan ekonomi Paman Sam.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Federal Reserve, jumlah kredit sektor komersial dan industri sedikit berubah meskipun bank mencatat kenaikan permohonan kredit khususnya dari perusahaan kecil yang menggantungkan pendanaan dari bank untuk ekspansi.
Penelitian tersebut melibatkan 56 bank domestik dan 23 kantor cabang bank asing. Lebih dari dua per tiga atau 53 bank mengaku melanjutkan pengetatan pinjaman terhadap sektor keuangan Eropa di Januari 2012 ini.
Bank di AS mulai memperketat kredit pada paruh kedua 2011 karena krisis utang Eropa memburuk. Padahal dua tahun sebelumnya, pencairan kredit tersebut tergolong lebih mudah.
Sedangkan tiga bank menyatakan baru sekarang melakukan pengetatan kredit sejak terakhir dilakukan pada 2009. Alasannya masih sama, situasi ekonomi wilayah Eropa yang makin tak bisa diprediksi.
Tentu saja hal ini menjadi ancaman utama bagi Amerika yang tengah bangkit dari krisis. "Dampak krisis Eropa mulai dirasakan oleh perbankan AS," ulas Paul Ashworth, kepala ekonom Capital Economics.