Sumber: Reuters | Editor: Rizki Caturini
SAN FRANCISCO. Hacker dikabarkan menyerang sistem komputer calon presiden AS Donald Trump. Sebelumnya, menurut sumber dari orang dalam di Partai Republik, paling tidak sudah ada satu akun surat elektronik staf Trump yang dibajak oleh hacker. Akibatnya akun ini mengirimkan email spam ke beberapa rekan kerja mereka.
Pejabat keamanan AS juga bulan lalu bilang, sejak tahun lalu sudah ada kegiatan hacker yang menyusup komputer Democratic National Committee (DNC) milik kubu Hillary Clinton dan komite penggalangan dana kongres partainya.
Ada kecemasan dari Washington bahwa ada kemungkinan kekuatan asing yang mencoba mencuri informasi untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS yang akan berlangsung pada 8 November mendatang. Sejumlah pejabat AS menuduh Rusia yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini.
Asumsi awal ini muncul dengan melihat teknik dan alat yang digunakan untuk meretas internet partai Republik maupun Demokrat ini serupa. Sehingga sejumlah petinggi keamanan AS menilai bahwa badan intelijen militer dan sipil Rusia mencoba untuk meretas data internet kedua partai ini. Namun pemerintah Rusia telah menolak bertanggung jawab terhadap tuduhan tersebut.
Untuk berkampanye, Trumph menyewa perusahaan keamanan siber CrowdStrike, yang juga disewa oleh Demokrat. Namun, perusahaan keamanan tersebut tidak bersedia berkomentar. Selain CrowdStrike, kedua kandidat presiden AS ini juga menyewa perusahaan keamanan siber lainnya untuk mengamankan data kampanye, mengelola surat elektronik dan lainnya.
FBI dan Departemen Keamanan AS telah menawarkan bantuan kepada kedua partai politik ini dalam mengidentifikasi kemungkinan gangguan dan meningkatkan pertahanan termasuk di bidang siber.