Sumber: Al Jazeera | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan Israel dan Amerika Serikat (AS) bahwa mereka akan menerima respons yang menghancurkan atas tindakan mereka terhadap Iran dan sekutunya. Peringatan ini disampaikan dalam pidatonya pada hari Sabtu (2/11/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Khamenei di hadapan para mahasiswa dalam peringatan pengambilalihan Kedutaan Besar AS di Teheran tahun 1979 oleh mahasiswa garis keras. Kejadian tersebut menandai awal permusuhan panjang antara Iran dan AS yang masih berlangsung hingga hari ini.
"Musuh, baik rezim Zionis maupun Amerika Serikat, pasti akan menerima respons yang menghancurkan atas tindakan mereka terhadap Iran dan bangsa Iran, serta terhadap front perlawanan," kata Khamenei.
Baca Juga: Konflik Timur Tengah Dongkrak Harga Minyak Mentah Meski Stok AS Meningkat
Pernyataan tersebut juga merujuk pada kelompok bersenjata yang berpihak pada Iran, termasuk Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan Hamas di Palestina.
Khamenei tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai waktu atau skala serangan balasan yang mungkin dilakukan Iran.
Sebelumnya, Khamenei mengambil sikap lebih hati-hati terkait serangan udara Israel di Iran pada pekan sebelumnya. Ia menyatakan bahwa pejabat Iran akan mempertimbangkan respons yang tepat dan menambahkan bahwa serangan Israel tidak boleh dibesar-besarkan atau diremehkan.
Serangan tersebut dilakukan oleh Israel di pangkalan militer Iran, menghantam sekitar 20 lokasi di Ilam, Khuzestan, dan Teheran.
Israel menyatakan serangan udara itu sebagai balasan atas serangan dari Iran dan proksinya.
Baca Juga: Tensi Tinggi di Timur Tengah: AS Setia Di Sisi Israel, China Lempar Dukungan ke Iran
Khamenei menyampaikan pidato tersebut dalam pertemuan dengan mahasiswa untuk memperingati Hari Mahasiswa, yang menandai insiden 4 November 1978, ketika tentara Iran menembaki mahasiswa yang memprotes pemerintahan Shah di Universitas Teheran.
Khamenei disambut sorak-sorai oleh para mahasiswa, yang meneriakkan, Darah di pembuluh darah kita adalah hadiah bagi pemimpin kita!
Risiko Eskalasi Lebih Lanjut
Serangan udara Israel pada 26 Oktober disebut sebagai respons atas serangan rudal balistik besar-besaran yang diluncurkan Iran pada 1 Oktober.
Serangan Iran tersebut melibatkan sekitar 200 rudal, sebagai balasan atas serangan Israel dalam beberapa bulan terakhir yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hamas, dan militer Iran.
Israel memperingatkan bahwa Iran akan menghadapi konsekuensi serius jika meluncurkan serangan lagi. Kepala militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, menyatakan, "Jika Iran membuat kesalahan dengan meluncurkan serangan rudal lagi ke Israel, kami akan tahu bagaimana mencapai Iran dan menyerang dengan sangat keras."
Baca Juga: AS Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah Menyusul Konflik Israel-Lebanon
Ketegangan ini meningkatkan risiko konflik regional yang lebih luas, terutama mengingat perang yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon, serta mendekatnya pemilihan presiden AS.
Sementara itu, militer AS, yang memiliki pasukan di seluruh Timur Tengah, telah memperkuat kehadirannya. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan pengerahan tambahan kapal perusak pertahanan rudal balistik, skuadron tempur, dan pesawat pengebom B-52 ke wilayah tersebut.
Pentagon menegaskan bahwa Amerika Serikat akan mengambil tindakan yang diperlukan jika Iran atau proksinya menargetkan personel atau kepentingan AS di kawasan tersebut.
Baca Juga: Pesawat Pengebom B-52 AS Telah Tiba di Timur Tengah, Peringatan untuk Iran