Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Permintaan minyak China tahun depan kemungkinan akan mengalami penurunan tahun depan. Hal ini kemungkinan besar terjadi seiring langkah Pemerintah China untuk menekan inflasi dan memperlambat tingkat produksi di sejumlah kilang minyak.
Berdasarkan estimasi enam analis yang disurvei Bloomberg, China akan mengimpor sekitar 5,1 juta barel per hari di 2011. Angka itu naik 6,3% dibanding tahun ini. Sebagai perbandingan saja, di sepanjang 2010, impor minyak China sudah naik 20%.
Sekadar informasi, tingkat inflasi China mengalami kenaikan dengan percepatan tinggi dalam 28 bulan pada November. Kondisi itu memunculkan spekulasi pemerintah Negeri Panda bakal menaikkan suku bunga acuannya tahun depan. Menurut Goldman Sachs Group Inc, tingginya suku bunga kemungkinan bisa mengurangi guncangan pada pasar komoditas global.
"Pemerintah China akan terus memperketat kebijakan moneter dan menahan laju inflasi. Dampaknya, hal itu akan menurunkan tingkat impor minyak China. Kendati hal itu terjadi, China masih akan menjadi pasar dengan permintaan minyak tertinggi dunia," ujar Victor Shum, senior principal Purvib & Gertz di Singapura.
Catatan saja, harga minyak melampaui US$ 90 sebarel untuk pertama kali dalam dua tahun pada 7 Desember lalu. Sementara, kemarin, kontrak harga minyak untuk pengantaran Januari berada di posisi US$ 88,81 di NYMEX. Dengan demikian, sepanjang tahun ini, harga minyak sudah naik 12%.